Friday, February 8, 2019
ONLINE STOCK TRADING COMPARISON
Halo, para Trader. Kali ini saya akan berceritera tentang perilaku transaksi trading penulis di wkt lampau. Saat kala saya masih berstatus newbie (meskipun waktu ini belum mampu dikatakan expert) di dunia transaksi trading mata uang yang penuh dgn gelora ini.
ONLINE STOCK TRADING COMPARISON
Penulis mengenal mata uang di thn 2005.
Penulis menghabiskan waktu membimbing beraneka macam variasi teknik analisa bersama trading dlm masa extra kurang setahun. Penulis tidak peduli walau waktu itu saya masih berstatus sbg tenaga sales di sebuah penghubung penjual berjangka. Utk saya, yang berpengaruh berlatih dulu. Cari pengguna belakangan saja. Toh waktu itu saya nggak digaji, hyn menemukan komisi dari transaksi nasabah saya, itu pun jika penulis sukses memperoleh nasabah.
Dapat ditebak, perilaku itu berbuah nasihat dan nasihat panjang lebar dari supervisor penulis dulu. Beliau pun makin lama benar-benar percaya k'lo ia salah merekrut orang. Tetapi beliau rupanya melihat kesempatan lain pada diri saya, shg akhirnya pd thn 2008 beliau merekomendasikan penulis utk berubah staf pasar analyst di calo tersebut. But that’s another story.
Thn 2006, saya memberanikan diri bagi transaksi trading dgn modal patungan bersama tiga orang teman. Di tdk semua 31 hari kesatu penulis trading real account, penulis menganggap performa transaksi trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di tiga bln pertama, penulis berhasil membukukan cuan berturut-turut berkisar 30% dari modal awal. Walau sudah dibagi empat, sbg fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu hanya besar utk saya.
ONLINE STOCK TRADING COMPARISON
Kepercayaan diri saya bertambah, sampai-sampai miring jumawa.
Penulis merasa sudah berada di puncak dunia. Bayangkan, dlm 3 bulanan trading itu saya tak sudah sekalipun melakukan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yg penulis lakukan dlm 3 31 hari tersebut membuahkan profit.
Nahas, di 30 hari ke-4 saya nggak sanggup mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya saya menyampaikan diri tidak sanggup lagi mengelola kapital kami. Untungnya sempat profit, shg jika ditotal tekor kami “hanya” sekitar 50% dari kapital awal (bandingkan dengan kebanyakan trader yg usah hingga tersentuh margin call).
Masa itu saya menarik kesimpulan ilmu yang saya peroleh kurang lengkap. Tetapi nyatanya kekeliruan saya lbh dari itu. Kesalahan pokok saya merupakan pola pikir yg salah serta aturan berlatih yg enggak tepat.
Semacam kebanyakan pemain pemula, waktu itu saya amat sumber bakal mendapatkan otput yg cepat serta – pasti saja – banyak. Wkt itu forex digambarkan sebagai salah satu bentuk pekerjaan yang menawarkan hasil yg cepat. Lebih-Lebih mungkin sampai masa ini pun mindset publik masih sama berkenaan forex.
ONLINE STOCK TRADING COMPARISON
Betul bahwa pergerakan nilai mata uang jauh lebih volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, shg kans yg tercipta emang jauh ekstra besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi utk memperoleh cuan yang gede dlm waktu tidak lama kadang-kadang menciptakan seorang trader membuka jual/beli yang banget besar. Padahal di balik potensi profit yg gede itu tersimpan pula resiko yang tidak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa amat direkomendasikan buat mengerem rawan melalui pengaturan penerapan kapital yang tepat (mengatur total lot) & pembatasan rawan yang pantas (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan bagi menerima cuan dengan cepat membuat byk trader melupakan kondisi yang sangat mendasar dalam trading ini.
Itu juga “dosa” yang penulis lakukan dulu. Dlm pendirian saya cuman ada “untung, keuntungan dan untung”. Semacam yang saya sampaikan di atas, dlm 3 bulanan pertama pengalaman trading saya enggak sudah memperbuat cut-loss sekalipun. Tak pernah membatasi bahaya dengan hentikan loss. Padahal tak ada seorang pun yg bisa tahu persis ke mana nilai akan bergerak. Artinya, kita sanggup menemukan kerugian kapan saja. Antisipasi mau kasus tsb yakni manajemen resiko, yg banyak dilupakan trader.
ONLINE STOCK TRADING COMPARISON
Kebanyakan mau serta-merta dpt melaksanakan trading dengan panduan dengan kata lain arahan yang siap pakai. Itu pun dulu ialah dosa saya.
Saya dulu kelewat byk menghabiskan masa untuk membimbing bermacam ragam strategi atau panduan transaksi trading tanpa meluangkan cukup wkt buat memahirkan dasar-dasar trading. Saya lebih-lebih baru menginterpretasikan konsep prinsip trend sehabis dua thn terjun ke dunia trading, yg sialnya baru saya ketahui selepas sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada trader yang berani trading lebih-lebih sebelum ia mengerti apa itu trend yang adalah “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya ada kalanya menganalogikan berlatih transaksi trading mata uang seperti mengarahkan beladiri. Nggak mungkin ada seorang karateka yang spon-tan menyandang sabuk hitam nggak pake melalui teknik berlatih yang panjang mulai dari sabuk putih, kuning beserta seterusnya, kecuali jika ia ialah orang bermanfaat yang diangkat selaku anggota kehormatan perguruan tertentu.
ONLINE STOCK TRADING COMPARISON
Belajar trading pun demikian.
Seseorang sebaiknya mendidik sains berkenaan trading dari mula yg kompeten serta dengan aneka tips yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar trading terlebih dahulu, merupakan trend, support beserta resistance. Sehabis anda menguasai ke tiga elemen tersebut, barulah bapak/ibu dapat melanjutkan ke materi lain serupa indikator teknikal, model nilai (price pattern) serta lain-lain.
Kebanyakan kesalahan yang dilakukan trader yaitu spontan “loncat” ke tips-tips alias tata cara trading. Padahal utk dapat mengetahui pada situasi sebagaimana apa sebuah aneka tips trading mampu dipergunakan atau tidak, kita kudu mengartikan apa yg menjadi fundamen aneka tips trading tersebut. Nah, bagi mengetahui permulaan strategi trading tersebut, kepingin nggak pengen kita mesti memahami dulu dasar-dasar trading.
