Monday, March 25, 2019
VIDEO CARA BERMAIN FOREX
Halo, para Trader. Kali ini penulis hendak berceritera berkenaan perilaku trading saya di saat lampau. Saat momen saya masih berstatus newbie (meskipun saat ini belom dpt dikatakan expert) di dunia transaksi trading forex yg penuh dgn gelora ini.
VIDEO CARA BERMAIN FOREX
Penulis bertemu valuta asing di tahun 2005.
Penulis menghabiskan wkt mengajarkan bermacam ragam ragam teknik ulasan serta transaksi trading dalam waktu extra kurang setahun. Penulis tidak concern walaupun waktu itu penulis masih berstatus sebagai tenaga marketing di sebuah makelar berjangka. Untuk saya, yg berguna belajar dulu. Cari konsumen belakangan saja. Toh wkt itu saya tak digaji, sekadar menerima komisi dari transaksi klien saya, itu pun bila saya sukses memperoleh nasabah.
Sanggup ditebak, perilaku itu berbuah nasehat serta nasehat panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun lama kelamaan betul-betul percaya kalo ia salah merekrut orang. Tapi beliau rupanya menyaksikan potensi lain pd diri saya, shg akhirnya pada thn 2008 beliau menganjurkan saya utk berubah staf market analyst di penghubung tersebut. But that’s another story.
Tahun 2006, penulis memberanikan diri utk transaksi trading dengan modal patungan bersama 3 orang teman. Di sebagian bulanan pertama penulis transaksi trading beneran account, saya mengira performa transaksi trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di tiga bulanan pertama, saya sukses membukukan untung berturut-turut sekitar 30% dari kapital awal. Walaupun sudah dibagi empat, bagaikan fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu sekadar gede bagi saya.
VIDEO CARA BERMAIN FOREX
Kepercayaan diri penulis bertambah, lebih-lebih miring jumawa.
Penulis merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dlm tiga 30 hari trading itu saya tidak sempat sekalipun melaksanakan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yang saya lakukan dalam 3 bln tersebut membuahkan profit.
Nahas, di bln ke-4 saya nggak dapat mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut hingga akhirnya saya mengatakan diri tidak mampu lagi mengelola modal kami. Untungnya sempat profit, sehingga bila ditotal loss kami “hanya” berkisar 50% dari modal awal (bandingkan dgn kebanyakan pemain yang kudu hingga terkena margin call).
Masa itu saya menarik kesimpulan sains yg saya peroleh kurang lengkap. Namun ternyata kesalahan saya lebih dari itu. Kesalahan esensial saya merupakan pola pikir yg salah serta strategi belajar yg tak tepat.
Sebagaimana kebanyakan trader pemula, wkt itu penulis berlebihan fokus untuk menerima hasil akhir yg cepat serta – pasti saja – banyak. Masa itu foreign exchange digambarkan sebagai salah satu bentuk penghidupan yang menawarkan otput yang cepat. Bahkan mungkin hingga waktu ini pun pola pikir massa masih sama mengenai forex.
VIDEO CARA BERMAIN FOREX
Betul bahwa pergerakan price mata uang jauh ekstra volatile dibandingkan dgn saham.
Misalnya, shg prospek yg tercipta kenyataannya jauh lebih besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi untuk menemukan profit yg gede dalam wkt singkat seringkali menciptakan seorang pemain membuka jual/beli yang sangat besar. Padahal di balik probabilitas untung yg besar itu tersimpan pula rawan yang tak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa sangat dianjurkan bakal mengekang bahaya lewat pengaturan pemanfaatan modal yg tepat (mengatur nominal lot) bersama pembatasan ancaman yang sinkron (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan utk menemukan cuan dengan cepat membuat banyak pemain melupakan urusan yg amat mendasar dalam transaksi trading ini.
Itu juga “dosa” yg penulis lakukan dulu. Dlm pandangan saya cuma ada “untung, untung dengan untung”. Seperti yang saya sampaikan di atas, dlm 3 bln kesatu pengetahuan trading saya tak sudah memperbuat cut-loss sekalipun. Enggak tahu membendung ancaman dgn berhenti loss. Padahal tak ada seorang pun yang dpt tahu persis ke mana value mau bergerak. Artinya, kita sanggup memperoleh kerugian kapan saja. Antisipasi bakal problem tersebut adalah manajemen resiko, yang banyak dilupakan trader.
VIDEO CARA BERMAIN FOREX
Kebanyakan pengen kontan sanggup mengerjakan trading dgn langkah alias manual yg siap pakai. Itu pun dulu yakni dosa saya.
Penulis dulu berlebihan byk menghabiskan wkt bakal mengarahkan beraneka macam bimbingan dgn kata lain tips transaksi trading nggak usah meluangkan hyn waktu buat membimbing dasar-dasar trading. Saya terlebih baru mengetahui konsepsi pijakan trend sehabis 2 thn terjun ke dunia trading, yg sialnya baru saya pelajari sesudah sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada trader yg berani trading lebih-lebih sebelum ia mengerti apa itu trend yg yakni “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya kadang kala menganalogikan berlatih trading forex serupa melatih beladiri. Nggak mungkin ada seorang karateka yang telak menyandang sabuk hitam nggak usah lewat cara belajar yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning dengan seterusnya, kecuali k'lo ia yaitu orang primer yg diangkat bagaikan anggota kehormatan perguruan tertentu.
VIDEO CARA BERMAIN FOREX
Berlatih trading pun demikian.
Seseorang sewajarnya membimbing pengetahuan mengenai trading dari pangkal yg kompeten & dengan langkah yg benar juga. Pelajarilah dasar-dasar transaksi trading terlebih dahulu, yakni trend, tahanan bawah & resistance. Setelah kamu menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah boss sanggup melanjutkan ke materi lain serupa indikator teknikal, desain harga (price pattern) dan lain-lain.
Kebanyakan kesalahan yang dilakukan trader yakni spontan “loncat” ke panduan atau proses trading. Padahal bakal sanggup menginterpretasikan pd situasi sebagaimana apa sebuah tips-tips trading mampu dipergunakan dengan kata lain tidak, kita wajib menginterpretasikan apa yg menjelma permulaan prosedur transaksi trading tersebut. Nah, bagi mengerti prinsip proses trading tersebut, pengen nggak hendak kita usah menginterpretasikan dulu dasar-dasar trading.
