Tuesday, March 26, 2019
WWW.BELAJAR FOREX PRO.COM
Halo, para Trader. Kali ini penulis mau berceritera berkenaan perilaku trading penulis di waktu lampau. Saat kala saya masih berstatus newbie (meskipun masa ini belom dapat dikatakan expert) di dunia trading foreign exchange yg penuh dengan gelora ini.
WWW.BELAJAR FOREX PRO.COM
Saya mengenal forex di thn 2005.
Penulis menghabiskan wkt mengarahkan beragam rupa teknik analisa dan transaksi trading dalam wkt extra kurang setahun. Saya enggak care walau waktu itu saya masih berstatus sebagai tenaga penjual di sebuah broker berjangka. Buat saya, yang utama belajar dulu. Cari client belakangan saja. Toh waktu itu penulis tidak digaji, hanya menemukan komisi dari transaksi nasabah saya, itu pun bila penulis berhasil memperoleh nasabah.
Bisa ditebak, perilaku itu berbuah nasihat dan ceramah panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun makin lama yakin kalau ia salah merekrut orang. Namun beliau rupanya menonton prospek lain pd diri saya, sehingga akhirnya pd thn 2008 beliau menganjurkan penulis buat menjelma staf market analyst di calo tersebut. But that’s another story.
Thn 2006, saya memberanikan diri untuk trading dgn kapital patungan bersama 3 orang teman. Di nggak semua 31 hari pertama penulis transaksi trading real account, penulis berpendapat performa trading penulis “luar biasa”. Mengapa? Di 3 bulanan pertama, saya sukses membukukan keuntungan berturut-turut kurang lebih 30% dari kapital awal. Meskipun udah dibagi empat, sbg fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu cuma gede bakal saya.
WWW.BELAJAR FOREX PRO.COM
Kepercayaan diri saya bertambah, bahkan menjurus jumawa.
Saya merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dlm tiga bln transaksi trading itu penulis nggak sudah sekalipun melaksanakan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yang saya lakukan dlm tiga bln tsb membuahkan profit.
Nahas, di bulanan ke-4 saya tidak mampu mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya penulis menerangkan diri nggak dapat lagi mengelola modal kami. Untungnya sempat profit, sehingga kalau ditotal kerugian kami “hanya” lebih kurang 50% dari modal awal (bandingkan dgn kebanyakan trader yg wajib sampai tersentuh margin call).
Wkt itu penulis menarik kesimpulan sains yang saya peroleh kurang lengkap. Namun nyatanya kesalahan penulis lbh dari itu. Kesalahan primer penulis yaitu mindset yg salah serta petunjuk belajar yg nggak tepat.
Semacam kebanyakan trader pemula, wkt itu penulis berlebihan pokok utk memperoleh hasil yang cepat serta – pasti saja – banyak. Wkt itu valuta asing digambarkan sebagai salah 1 model pencaharian yang menyodorkan otput yg cepat. Terlebih mungkin hingga saat ini pun mindset massa masih dengan mengenai forex.
WWW.BELAJAR FOREX PRO.COM
Betul bahwa pergerakan nilai currency jauh ekstra volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, shg potensi yang tercipta kenyataannya jauh lebih besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi bakal menerima untung yang gede dalam waktu tidak lama adakalanya membuat seorang trader membuka transaksi yg terlalu besar. Padahal di balik probabilitas keuntungan yg gede itu tersimpan pula bahaya yg nggak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa sangat direkomendasikan bagi membelenggu rawan lewat pengaturan pemanfaatan kapital yg tepat (mengatur total lot) & pembatasan resiko yg sebati (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan buat memperoleh keuntungan dengan cepat membuat banyak pemain melupakan ihwal yang amat mendasar dalam trading ini.
Itu juga “dosa” yang penulis lakukan dulu. Dalam anggapan penulis cuma ada “untung, laba bersama untung”. Seperti yg penulis sampaikan di atas, dalam tiga bulanan pertama pengetahuan transaksi trading saya tak sempat memperbuat cut-loss sekalipun. Enggak sudah memasung resiko dengan berhenti loss. Padahal enggak ada seorang pun yang mampu tahu persis ke mana harga akan bergerak. Artinya, kita dpt mengalami tekor bilamana saja. Antisipasi hendak masalah tersebut merupakan manajemen resiko, yang byk dilupakan trader.
WWW.BELAJAR FOREX PRO.COM
Kebanyakan ingin jitu bisa menjalani transaksi trading dgn pola dengan kata lain teknik yang siap pakai. Itu pun dulu yaitu dosa saya.
Saya dulu amat byk menghabiskan masa untuk mengajarkan beragam bimbingan dgn kata lain teknik transaksi trading tanpa meluangkan hyn wkt untuk mengajarkan dasar-dasar trading. Saya bahkan baru mengartikan ide patokan trend setelah dua thn terjun ke dunia trading, yang sialnya baru saya pelajari setelah sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada pemain yg berani transaksi trading malahan sebelum ia mengerti apa itu trend yg adalah “nyawa” dari pergerakan harga.
Penulis sering menganalogikan berlatih transaksi trading mata uang asing serupa memahirkan beladiri. Enggak mungkin ada seorang karateka yg langsung menyandang sabuk hitam minus memakai metode berlatih yang panjang mulai dari sabuk putih, kuning beserta seterusnya, kecuali kalau ia adalah orang bermanfaat yg diangkat sbg anggota kehormatan perguruan tertentu.
WWW.BELAJAR FOREX PRO.COM
Belajar transaksi trading pun demikian.
Seseorang sebenarnya memahirkan keterampilan berhubungan trading dari pangkal yang kompeten bersama dgn proses yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar transaksi trading terlebih dahulu, adalah trend, support serta resistance. Sesudah jurangan menguasai ke tiga elemen tersebut, barulah jurangan dapat melanjutkan ke materi lain serupa indikator teknikal, skema price (price pattern) dan lain-lain.
Kebanyakan kekeliruan yang dilakukan trader ialah kontan “loncat” ke manual dengan kata lain prosedur trading. Padahal untuk sanggup mengetahui pd status seperti apa sebuah cara trading bisa dipergunakan atau tidak, kita harus mengetahui apa yang menjelma fondasi cara trading tersebut. Nah, untuk mengetahui prinsip cara transaksi trading tersebut, mau nggak hendak kita kudu memahami dulu dasar-dasar trading.
