Tuesday, April 16, 2019
FOREX HARAM INDONESIA
Halo, para Trader. Kali ini penulis hendak berceritera berkaitan perilaku transaksi trading penulis di saat lampau. Saat saat saya masih berstatus newbie (meskipun wkt ini belum mampu dikatakan expert) di dunia transaksi trading mata uang asing yg penuh dengan gelora ini.
FOREX HARAM INDONESIA
Penulis kenalan mata uang asing di thn 2005.
Saya menghabiskan waktu memahirkan beraneka macam macam teknik ulasan serta transaksi trading dalam waktu lebih kurang setahun. Penulis nggak concern meskipun masa itu penulis masih berstatus sebagai tenaga marketing di sebuah agency berjangka. Utk saya, yg penting belajar dulu. Cari client belakangan saja. Toh waktu itu saya nggak digaji, sekadar menerima komisi dari transaksi klien saya, itu pun jika penulis berhasil memperoleh nasabah.
Bisa ditebak, perilaku itu berbuah nasihat serta ceramah panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun lama kelamaan bersungguh-sungguh bila ia salah merekrut orang. Tapi beliau rupanya menyaksikan kesempatan lain pada diri saya, shg akhirnya pada tahun 2008 beliau merekomendasikan penulis untuk menjadi staf pasar analyst di agency tersebut. But that’s another story.
Thn 2006, saya memberanikan diri bagi trading dgn modal patungan bersama 3 orang teman. Di nggak semua bulanan pertama penulis transaksi trading real account, saya menyangka performa transaksi trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di tiga Tiga Puluh hari pertama, penulis berhasil membukukan untung berturut-turut lebih kurang 30% dari modal awal. Meskipun udah dibagi empat, sebagai fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu sekadar besar bagi saya.
FOREX HARAM INDONESIA
Kepercayaan diri penulis bertambah, lebih-lebih mengarah jumawa.
Saya merasa sudah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam 3 bln transaksi trading itu penulis tidak sudah sekalipun melaksanakan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yang saya lakukan dlm 3 31 hari tersebut membuahkan profit.
Nahas, di 31 hari ke-4 saya enggak mampu mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya penulis mengutarakan diri tidak dapat lagi mengelola modal kami. Untungnya sempat profit, shg kalau ditotal tekor kami “hanya” sekitar 50% dari kapital awal (bandingkan dgn kebanyakan pemain yg perlu sampai terkena margin call).
Waktu itu penulis menarik kesimpulan keterampilan yang penulis peroleh kurang lengkap. Tapi ternyata kesalahan saya lbh dari itu. Kesalahan esensial saya yakni pola pikir yang salah serta strategi belajar yg tidak tepat.
Sebagaimana kebanyakan pemain pemula, masa itu saya berlebihan pusat utk mendapatkan hasil yg cepat serta – puguh saja – banyak. Wkt itu forex digambarkan selaku salah 1 model pencaharian yang menawarkan otput yang cepat. Malahan mungkin sampai masa ini pun mindset masyarakat masih dengan mengenai forex.
FOREX HARAM INDONESIA
Betul bahwa pergerakan value mata uang jauh lbh volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, shg probabilitas yg tercipta kenyataannya jauh lbh besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi buat memperoleh untung yg gede dalam waktu tdk lama adakalanya menciptakan seorang trader membuka jual/beli yg terlampau besar. Padahal di balik kesempatan laba yang gede itu tersimpan pula ancaman yg tak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa sangat disarankan untuk mengekang resiko lewat pengaturan pemanfaatan modal yg tepat (mengatur total lot) dengan pembatasan rawan yang setakar (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan bagi mendapatkan profit dgn cepat menciptakan byk pemain melupakan urusan yg amat mendasar dalam transaksi trading ini.
Itu juga “dosa” yang penulis lakukan dulu. Dalam pendapat penulis cuman ada “untung, untung & untung”. Sebagaimana yang saya sampaikan di atas, dlm 3 bulanan pertama pengetahuan trading penulis nggak pernah mengerjakan cut-loss sekalipun. Tidak pernah membelenggu rawan dgn stop loss. Padahal enggak ada seorang pun yg dapat tahu persis ke mana harga bakal bergerak. Artinya, kita dapat menjumpai loss bila saja. Antisipasi hendak perkara tersebut yakni manajemen resiko, yang banyak dilupakan trader.
FOREX HARAM INDONESIA
Kebanyakan hendak langsung dapat melaksanakan transaksi trading dengan tips atau tips-tips yang siap pakai. Itu pun dulu ialah dosa saya.
Saya dulu sangat byk menghabiskan waktu bagi mengarahkan beraneka rupa petunjuk atau pola trading tanpa meluangkan cukup waktu bakal mengarahkan dasar-dasar trading. Saya malahan baru menginterpretasikan konsepsi patokan trend selesai dua thn terjun ke dunia trading, yang sialnya baru saya kenali selepas sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada trader yg berani trading terlebih sebelum ia mengerti apa itu trend yang merupakan “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya sekali waktu menganalogikan belajar trading foreign exchange semacam memahirkan beladiri. Tak mungkin ada seorang karateka yg spon-tan menyandang sabuk hitam tanpa pakai melalui metode belajar yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning dengan seterusnya, kecuali jika ia adalah orang esensial yang diangkat bagaikan anggota kehormatan perguruan tertentu.
FOREX HARAM INDONESIA
Berlatih transaksi trading pun demikian.
Seseorang hendaknya mengajarkan sains tentang trading dari sumber yang kompeten dan dengan tips-tips yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar transaksi trading terlebih dahulu, merupakan trend, tahanan bawah dan resistance. Sehabis bapak/ibu menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah bapak/ibu mampu melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, reka bentuk price (price pattern) & lain-lain.
Kebanyakan kekeliruan yg dilakukan pemain merupakan telak “loncat” ke teknik dengan kata lain teknik trading. Padahal untuk dapat mengetahui pd keadaan serupa apa sebuah tips transaksi trading dapat dipergunakan alias tidak, kita harus mengetahui apa yang menjelma fondasi cara trading tersebut. Nah, bagi menginterpretasikan aturan teknik trading tersebut, ingin tidak ingin kita butuh mengerti dulu dasar-dasar trading.
