Monday, April 1, 2019
SOFTWARE BELAJAR TRADING FOREX
Halo, para Trader. Kali ini penulis akan berceritera tentang perilaku transaksi trading penulis di masa lampau. Waktu ketika penulis masih berstatus newbie (meskipun saat ini belom mampu dikatakan expert) di dunia trading mata uang yg penuh dengan gelora ini.
SOFTWARE BELAJAR TRADING FOREX
Penulis bertemu mata uang di tahun 2005.
Penulis menghabiskan waktu mengarahkan berbagai rupa teknik analisa dengan trading dalam masa lbh kurang setahun. Saya enggak peduli meskipun masa itu penulis masih berstatus selaku tenaga marketing di sebuah penghubung penjual berjangka. Bagi saya, yang signifikan belajar dulu. Cari client belakangan saja. Toh wkt itu penulis enggak digaji, sekadar menerima komisi dari transaksi klien saya, itu pun jika penulis berhasil memperoleh nasabah.
Mampu ditebak, perilaku itu berbuah nasehat dan ceramah panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun semakin percaya bila ia salah merekrut orang. Tetapi beliau rupanya menengok kans lain pd diri saya, shg akhirnya pada tahun 2008 beliau mengusulkan saya buat menjelma staf pasar analyst di penghubung penjual tersebut. But that’s another story.
Thn 2006, saya memberanikan diri bakal trading dgn modal patungan bersama 3 orang teman. Di beberapa 31 hari nomor satu penulis trading beneran account, penulis mengira performa transaksi trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di tiga Tiga Puluh hari pertama, saya berhasil membukukan cuan berturut-turut lebih kurang 30% dari kapital awal. Meskipun udah dibagi empat, sebagai fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu semata-mata besar untuk saya.
SOFTWARE BELAJAR TRADING FOREX
Kepercayaan diri saya bertambah, malahan mengarah jumawa.
Penulis merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam tiga 31 hari transaksi trading itu saya nggak sempat sekalipun memperbuat cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yg saya lakukan dalam 3 bulan tsb membuahkan profit.
Nahas, di bulanan ke-4 saya enggak mampu mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya penulis menjelaskan diri nggak sanggup lagi mengelola modal kami. Untungnya sempat profit, shg bila ditotal loss kami “hanya” lebih kurang 50% dari kapital awal (bandingkan dgn kebanyakan trader yang butuh sampai terkena margin call).
Waktu itu penulis menarik kesimpulan pengetahuan yang penulis peroleh kurang lengkap. Tetapi nyatanya kekeliruan saya ekstra dari itu. Kekeliruan primer saya adalah mindset yang salah beserta teknik berlatih yang nggak tepat.
Semacam kebanyakan trader pemula, wkt itu saya amat fokus buat mendapatkan hasil akhir yg cepat dengan – tentu saja – banyak. Wkt itu mata uang asing digambarkan bagaikan salah 1 tipe profesi yg menawarkan hasil yang cepat. Malahan mungkin hingga masa ini pun pola pikir rakyat masih dengan berkenaan forex.
SOFTWARE BELAJAR TRADING FOREX
Betul bahwa pergerakan harga mata uang jauh extra volatile dibandingkan dgn saham.
Misalnya, sehingga peluang yang tercipta benar-benar jauh lbh besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi untuk mendapatkan profit yg besar dlm waktu tidak lama kadang-kadang menciptakan seorang pemain membuka jual/beli yang banget besar. Padahal di balik potensi untung yang besar itu tersimpan pula bahaya yg enggak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa amat dianjurkan bagi mengerem ancaman memakai pengaturan penggunaan modal yang tepat (mengatur nominal lot) dan pembatasan rawan yg pantas (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan utk menemukan keuntungan dgn cepat menciptakan banyak trader melupakan ihwal yang amat mendasar dlm transaksi trading ini.
Itu juga “dosa” yg penulis lakukan dulu. Dlm pikiran penulis sekadar ada “untung, cuan & untung”. Sebagaimana yang penulis sampaikan di atas, dlm tiga bulanan nomor satu pengetahuan transaksi trading penulis enggak sempat menjalankan cut-loss sekalipun. Enggak pernah memagari ancaman dengan stop loss. Padahal nggak ada seorang pun yg dapat tahu persis ke mana value hendak bergerak. Artinya, kita dapat menemukan tekor kapan saja. Antisipasi mau soal tersebut yakni manajemen resiko, yg banyak dilupakan trader.
SOFTWARE BELAJAR TRADING FOREX
Kebanyakan ingin telak bisa melakukan trading dengan metode alias pola yg siap pakai. Itu pun dulu yakni dosa saya.
Saya dulu terlalu banyak menghabiskan masa utk memahirkan beraneka ragam aturan alias tips-tips transaksi trading tidak perlu meluangkan hanya waktu bakal mendidik dasar-dasar trading. Saya lebih-lebih baru mengerti rancangan asas trend setelah dua thn terjun ke dunia trading, yg sialnya baru penulis ketahui selepas sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada trader yg berani trading malahan sebelum ia paham apa itu trend yang ialah “nyawa” dari pergerakan harga.
Penulis acap menganalogikan belajar trading mata uang sebagaimana mengarahkan beladiri. Enggak mungkin ada seorang karateka yg telak menyandang sabuk hitam nggak pake memakai proses berlatih yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning serta seterusnya, kecuali bila ia adalah orang esensial yang diangkat bagaikan anggota kehormatan perguruan tertentu.
SOFTWARE BELAJAR TRADING FOREX
Belajar transaksi trading pun demikian.
Seseorang sewajarnya membimbing keterampilan berkaitan trading dari pangkal yg kompeten dan dengan aturan yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar transaksi trading terlebih dahulu, yaitu trend, support dan resistance. Sehabis bapak/ibu menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah bro/sis mampu melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, tipe nilai (price pattern) dengan lain-lain.
Kebanyakan kesalahan yg dilakukan trader yaitu telak “loncat” ke prosedur dengan kata lain teknik trading. Padahal buat sanggup menafsirkan pd keadaan serupa apa sebuah kaidah trading mampu dipergunakan alias tidak, kita perlu menafsirkan apa yg berubah pedoman cara transaksi trading tersebut. Nah, bakal menginterpretasikan pilar strategi trading tersebut, ingin tidak mau kita wajib mengetahui dulu dasar-dasar trading.
