FOREX TRADING IN THE 80'S

 FOREX TRADING IN THE 80'S

FOREX TRADING IN THE 80'S
Halo, para Trader. Kali ini penulis akan berceritera tentang perilaku transaksi trading penulis di waktu lampau. Saat kala saya masih berstatus newbie (meskipun masa ini blm dpt dikatakan expert) di dunia trading foreign exchange yg penuh dengan gelora ini.

FOREX TRADING IN THE 80'S
Saya mengenal valuta asing di tahun 2005. 
Saya menghabiskan waktu mengarahkan berbagai rupa ragam teknik studi beserta trading dalam waktu lbh kurang setahun. Saya enggak peduli walaupun waktu itu penulis masih berstatus sbg tenaga penjual di sebuah calo berjangka. Utk saya, yg utama berlatih dulu. Cari konsumen belakangan saja. Toh wkt itu penulis tidak digaji, semata-mata menemukan komisi dari transaksi client saya, itu pun jika penulis sukses memperoleh nasabah.

Dpt ditebak, perilaku itu berbuah ceramah beserta nasihat panjang lebar dari supervisor penulis dulu. Beliau pun semakin pasti kalau ia salah merekrut orang. Namun beliau rupanya memandang prospek lain pd diri saya, shg akhirnya pada tahun 2008 beliau menganjurkan saya bagi berubah staf pasar analyst di penghubung penjual tersebut. But that’s another story.

Thn 2006, penulis memberanikan diri untuk trading dgn kapital patungan bersama tiga orang teman. Di tidak semua bulan kesatu saya transaksi trading beneran account, saya menyangka performa transaksi trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di 3 bulanan pertama, saya sukses membukukan cuan berturut-turut berkisar 30% dari kapital awal. Walau udah dibagi empat, bagaikan fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu hyn gede untuk saya.

FOREX TRADING IN THE 80'S
Kepercayaan diri penulis bertambah, bahkan cenderung jumawa. 
Saya merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dlm 3 31 hari transaksi trading itu penulis tidak sudah sekalipun menjalankan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yg penulis lakukan dalam 3 bln tsb membuahkan profit.

Nahas, di 31 hari ke-4 penulis enggak bisa mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut hingga akhirnya saya menjelaskan diri enggak dapat lagi mengelola kapital kami. Untungnya sempat profit, sehingga k'lo ditotal tekor kami “hanya” berkisar 50% dari kapital awal (bandingkan dengan kebanyakan trader yang butuh sampai tersentuh margin call).

Wkt itu saya menarik kesimpulan ilmu yg saya peroleh kurang lengkap. Tapi ternyata kesalahan penulis lbh dari itu. Kesalahan esensial saya ialah pola pikir yg salah dan manual berlatih yang enggak tepat.

Serupa kebanyakan trader pemula, masa itu penulis kelewat pusat untuk memperoleh otput yg cepat serta – puguh saja – banyak. Wkt itu valuta asing digambarkan selaku salah 1 bentuk pekerjaan yg menawarkan otput yang cepat. Lebih-Lebih mungkin hingga saat ini pun mindset massa masih dengan mengenai forex.

FOREX TRADING IN THE 80'S

 FOREX TRADING IN THE 80'S

Betul bahwa pergerakan value mata uang jauh lbh volatile dibandingkan dgn saham.
Misalnya, shg potensi yang tercipta memang jauh lebih besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi bagi menerima keuntungan yang gede dlm wkt nggak lama seringkali membuat seorang pemain membuka jual/beli yg terlampau besar. Padahal di balik prospek keuntungan yang besar itu tersimpan pula bahaya yg nggak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa sangat dianjurkan utk memagari resiko memakai pengaturan penggunaan kapital yg tepat (mengatur jumlah lot) bersama pembatasan rawan yang sebati (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan bakal menemukan untung dgn cepat membuat byk trader melupakan ihwal yang sangat mendasar dlm transaksi trading ini.

Itu juga “dosa” yg saya lakukan dulu. Dlm pikiran penulis cuma ada “untung, untung serta untung”. Serupa yang saya sampaikan di atas, dalam 3 bln nomor satu pengalaman trading saya tak sempat melakukan cut-loss sekalipun. Nggak tahu mematok ancaman dgn hentikan loss. Padahal nggak ada seorang pun yg dpt tahu persis ke mana nilai hendak bergerak. Artinya, kita bisa memperoleh kerugian bila saja. Antisipasi mau persoalan tsb yakni manajemen resiko, yg banyak dilupakan trader.

FOREX TRADING IN THE 80'S
Selain mindset, byk juga pemain yang melewati sistem pembelajaran transaksi trading mata uang yang benar. 
Kebanyakan pengen spontan dpt melakukan trading dgn panduan dgn kata lain arahan yang siap pakai. Itu pun dulu yakni dosa saya.

Saya dulu banget byk menghabiskan waktu buat mendidik bervariasi proses atau teknik transaksi trading tanpa pakai meluangkan cuma masa utk memahirkan dasar-dasar trading. Penulis sampai-sampai baru menafsirkan tema landasan trend selepas dua thn terjun ke dunia trading, yang sialnya baru penulis pelajari selepas sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada pemain yg berani transaksi trading terlebih sebelum ia mengerti apa itu trend yang yakni “nyawa” dari pergerakan harga.

Penulis sekali waktu menganalogikan belajar trading forex semacam mengajarkan beladiri. Tak mungkin ada seorang karateka yg serta-merta menyandang sabuk hitam tanpa pakai memakai cara belajar yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning dengan seterusnya, kecuali kalo ia yakni orang berguna yg diangkat bagaikan anggota kehormatan perguruan tertentu.

FOREX TRADING IN THE 80'S
Belajar trading pun demikian. 
Seseorang seharusnya melatih pengetahuan berhubungan trading dari mula yang kompeten beserta dengan petunjuk yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar trading terlebih dahulu, yakni trend, support serta resistance. Sehabis boss menguasai ketiga elemen tersebut, barulah bro/sis dpt melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, reka bentuk value (price pattern) & lain-lain.

Kebanyakan kesalahan yg dilakukan pemain ialah spontan “loncat” ke pola dengan kata lain teknik trading. Padahal utk mampu mengetahui pada keadaan serupa apa sebuah kaidah trading sanggup dipergunakan dengan kata lain tidak, kita harus mengetahui apa yg menjadi pegangan program trading tersebut. Nah, bakal mengetahui landasan cara trading tersebut, ingin tidak ingin kita usah mengetahui dulu dasar-dasar trading.

 FOREX TRADING IN THE 80'S

FOREX TRADING IN THE 80'S

FOREX TRADING IN THE 80'S

LihatTutupKomentar