Saturday, August 24, 2019
BEDA TRADING SAHAM DAN FOREX
Halo, para Trader. Kali ini saya bakal berceritera mengenai perilaku trading saya di saat lampau. Masa kala saya masih berstatus newbie (meskipun waktu ini belom mampu dikatakan expert) di dunia transaksi trading foreign exchange yg penuh dengan gelora ini.
BEDA TRADING SAHAM DAN FOREX
Saya kenalan mata uang di thn 2005.
Penulis menghabiskan waktu mengarahkan beraneka ragam macam cara analisa & transaksi trading dlm wkt extra kurang setahun. Saya tidak care walau waktu itu penulis masih berstatus bagaikan tenaga pemasar di sebuah penghubung penjual berjangka. Bakal saya, yang penting berlatih dulu. Cari nasabah belakangan saja. Toh wkt itu penulis tak digaji, cuman menemukan komisi dari jual/beli nasabah saya, itu pun kalo penulis sukses memperoleh nasabah.
Sanggup ditebak, perilaku itu berbuah ceramah dan nasihat panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun lama kelamaan percaya kalau ia salah merekrut orang. Namun beliau rupanya menonton kans lain pd diri saya, sehingga akhirnya pada tahun 2008 beliau menganjurkan penulis bagi menjadi staf pasar analyst di broker tersebut. But that’s another story.
Tahun 2006, penulis memberanikan diri bagi trading dengan kapital patungan bersama 3 orang teman. Di sebagian 30 hari nomor satu saya trading real account, saya menganggap performa trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di tiga bulanan pertama, penulis sukses membukukan cuan berturut-turut berkisar 30% dari kapital awal. Meskipun sudah dibagi empat, sbg fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu cuma gede buat saya.
BEDA TRADING SAHAM DAN FOREX
Kepercayaan diri penulis bertambah, sampai-sampai miring jumawa.
Penulis merasa sudah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam tiga 30 hari transaksi trading itu saya nggak pernah sekalipun melaksanakan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yang saya lakukan dlm tiga bulanan tsb membuahkan profit.
Nahas, di bulanan ke-4 saya nggak sanggup mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya penulis mengutarakan diri tidak bisa lagi mengelola kapital kami. Untungnya sempat profit, shg bila ditotal loss kami “hanya” berkisar 50% dari kapital awal (bandingkan dgn kebanyakan pemain yang perlu sampai tertimpa margin call).
Wkt itu penulis menarik kesimpulan pengetahuan yg saya peroleh kurang lengkap. Namun nyatanya kesalahan penulis extra dari itu. Kesalahan utama saya ialah mindset yg salah serta panduan berlatih yg tidak tepat.
Sebagaimana kebanyakan pemain pemula, waktu itu penulis kelewat sumber utk menerima otput yg cepat & – pasti saja – banyak. Wkt itu forex digambarkan selaku salah satu bentuk karier yang menawarkan hasil yang cepat. Lebih-Lebih mungkin hingga masa ini pun mindset rakyat masih sama berhubungan forex.
BEDA TRADING SAHAM DAN FOREX
Betul bahwa pergerakan harga mata uang jauh lbh volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, sehingga potensi yg tercipta emang jauh extra besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi bagi memperoleh laba yg gede dalam wkt kilat seringkali menciptakan seorang pemain membuka transaksi yang betul-betul besar. Padahal di balik probabilitas untung yang gede itu tersimpan pula resiko yang tak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa sangat disarankan buat mematok rawan memakai pengaturan pemanfaatan modal yg tepat (mengatur jumlah lot) beserta pembatasan bahaya yg pantas (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan buat memperoleh cuan dengan cepat membuat byk trader melupakan ihwal yang amat mendasar dlm transaksi trading ini.
Itu juga “dosa” yg saya lakukan dulu. Dalam anggapan penulis hanya ada “untung, untung dan untung”. Semacam yang saya sampaikan di atas, dalam tiga bulanan nomor satu pengetahuan transaksi trading saya enggak sempat mengerjakan cut-loss sekalipun. Tak sudah mematok bahaya dgn stop loss. Padahal enggak ada seorang pun yang bisa tahu persis ke mana nilai hendak bergerak. Artinya, kita dpt mengalami loss bilamana saja. Antisipasi hendak keadaan tsb merupakan manajemen resiko, yang banyak dilupakan trader.
BEDA TRADING SAHAM DAN FOREX
Kebanyakan hendak kontan dapat melaksanakan transaksi trading dgn teknik dgn kata lain teknik yg siap pakai. Itu pun dulu ialah dosa saya.
Penulis dulu sangat banyak menghabiskan wkt untuk mengarahkan berbagai macam cara alias tips-tips trading tanpa pakai meluangkan hanya wkt untuk memahirkan dasar-dasar trading. Saya lebih-lebih baru memahami rancangan tumpuan trend selesai dua tahun terjun ke dunia trading, yang sialnya baru saya pelajari setelah sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada pemain yg berani trading bahkan sebelum ia paham apa itu trend yang yakni “nyawa” dari pergerakan harga.
Penulis sekali-sekali menganalogikan belajar transaksi trading valuta asing semacam membimbing beladiri. Tidak mungkin ada seorang karateka yang kontan menyandang sabuk hitam tidak perlu memakai sistem belajar yang panjang mulai dari sabuk putih, kuning dan seterusnya, kecuali kalo ia ialah orang berguna yang diangkat sebagai anggota kehormatan perguruan tertentu.
BEDA TRADING SAHAM DAN FOREX
Belajar trading pun demikian.
Seseorang sewajarnya membimbing sains berkenaan transaksi trading dari asal yang kompeten beserta dengan petunjuk yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar transaksi trading terlebih dahulu, ialah trend, tahanan bawah serta resistance. Selepas bro/sis menguasai ketiga elemen tersebut, barulah bro/sis dpt melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, pola harga (price pattern) & lain-lain.
Kebanyakan kekeliruan yg dilakukan trader merupakan telak “loncat” ke langkah atau proses trading. Padahal bakal dpt menginterpretasikan pada situasi sebagaimana apa sebuah aneka tips trading dpt dipergunakan atau tidak, kita butuh mengartikan apa yang menjadi panduan metode trading tersebut. Nah, untuk menginterpretasikan pegangan cara trading tersebut, ingin nggak mau kita kudu menafsirkan dulu dasar-dasar trading.
