Tuesday, September 3, 2019
BELAJAR FOREX STEP BY STEP
Halo, para Trader. Kali ini saya hendak berceritera berkenaan perilaku trading penulis di wkt lampau. Masa saat penulis masih berstatus newbie (meskipun saat ini belom dpt dikatakan expert) di dunia trading mata uang yang penuh dgn gelora ini.
BELAJAR FOREX STEP BY STEP
Saya kenalan forex di thn 2005.
Saya menghabiskan masa membimbing berbagai macam variasi cara studi beserta transaksi trading dlm waktu extra kurang setahun. Saya enggak care meskipun saat itu penulis masih berstatus bagaikan tenaga pemasar di sebuah pialang berjangka. Bagi saya, yang berarti berlatih dulu. Cari klien belakangan saja. Toh masa itu saya tidak digaji, cuma menerima komisi dari jual/beli client saya, itu pun bila saya berhasil memperoleh nasabah.
Sanggup ditebak, perilaku itu berbuah ceramah dengan ceramah panjang lebar dari supervisor penulis dulu. Beliau pun lama kelamaan percaya kalau ia salah merekrut orang. Namun beliau rupanya melihat peluang lain pada diri saya, shg akhirnya pada thn 2008 beliau mengusulkan penulis utk berubah staf market analyst di penghubung pedagang tersebut. But that’s another story.
Tahun 2006, penulis memberanikan diri buat trading dgn kapital patungan bersama tiga orang teman. Di tdk semua bln kesatu penulis trading beneran account, penulis menganggap performa trading penulis “luar biasa”. Mengapa? Di tiga bulanan pertama, saya sukses membukukan laba berturut-turut sekitar 30% dari modal awal. Walau udah dibagi empat, sbg fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu semata-mata gede utk saya.
BELAJAR FOREX STEP BY STEP
Kepercayaan diri saya bertambah, terlebih miring jumawa.
Penulis merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dlm tiga 31 hari trading itu penulis tidak sempat sekalipun mengerjakan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yg saya lakukan dalam tiga 31 hari tersebut membuahkan profit.
Nahas, di bulanan ke-4 saya enggak bisa mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya saya menjelaskan diri tak sanggup lagi mengelola modal kami. Untungnya sempat profit, sehingga jika ditotal loss kami “hanya” sekitar 50% dari modal awal (bandingkan dgn kebanyakan pemain yg usah sampai tersentuh margin call).
Masa itu penulis menarik kesimpulan ilmu yang saya peroleh kurang lengkap. Tetapi ternyata kesalahan saya extra dari itu. Kekeliruan primer saya adalah mindset yang salah serta aneka tips berlatih yg nggak tepat.
Sebagaimana kebanyakan pemain pemula, waktu itu saya betul-betul fokus bagi memperoleh otput yg cepat dengan – tentu saja – banyak. Wkt itu forex digambarkan selaku salah satu model penghidupan yang menawarkan hasil yang cepat. Lebih-Lebih mungkin hingga masa ini pun pola pikir masyarakat masih dengan berhubungan forex.
BELAJAR FOREX STEP BY STEP
Betul bahwa pergerakan price currency jauh ekstra volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, sehingga kans yang tercipta kenyataannya jauh lebih besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi bakal memperoleh untung yg besar dalam waktu nggak lama kadang-kadang menghasilkan seorang pemain membuka jual/beli yang berlebihan besar. Padahal di balik prospek keuntungan yang gede itu tersimpan pula ancaman yang nggak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa amat dianjurkan utk memagari rawan menggunakan pengaturan pendayagunaan kapital yg tepat (mengatur total lot) dengan pembatasan ancaman yang sebati (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan buat mendapatkan cuan dengan cepat membuat byk trader melupakan problem yang amat mendasar dalam trading ini.
Itu juga “dosa” yg saya lakukan dulu. Dalam pikiran penulis hanya ada “untung, laba beserta untung”. Semacam yg saya sampaikan di atas, dlm tiga 31 hari kesatu pengalaman trading penulis tidak pernah melakukan cut-loss sekalipun. Tak pernah memagari ancaman dengan berhenti loss. Padahal tak ada seorang pun yang sanggup tahu persis ke mana harga mau bergerak. Artinya, kita sanggup mendapatkan loss bila saja. Antisipasi hendak masalah tersebut ialah manajemen resiko, yg byk dilupakan trader.
BELAJAR FOREX STEP BY STEP
Kebanyakan hendak telak dpt melakukan trading dgn petunjuk alias cara yang siap pakai. Itu pun dulu merupakan dosa saya.
Saya dulu terlalu banyak menghabiskan masa utk mengajarkan berbagai ragam tutorial dgn kata lain tutorial trading tanpa pakai meluangkan cuman waktu utk mengarahkan dasar-dasar trading. Penulis malahan baru mengetahui draf pilar trend selesai dua tahun terjun ke dunia trading, yang sialnya baru saya ketahui selesai sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada pemain yang berani transaksi trading malahan sebelum ia mengerti apa itu trend yg ialah “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya ada kalanya menganalogikan berlatih transaksi trading mata uang semacam membimbing beladiri. Nggak mungkin ada seorang karateka yg langsung menyandang sabuk hitam tanpa pakai melalui proses berlatih yang panjang mulai dari sabuk putih, kuning & seterusnya, kecuali kalo ia adalah orang esensial yang diangkat sbg anggota kehormatan perguruan tertentu.
BELAJAR FOREX STEP BY STEP
Berlatih trading pun demikian.
Seseorang sebaiknya melatih ilmu tentang trading dari asal yg kompeten dengan dengan tips yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar transaksi trading terlebih dahulu, merupakan trend, tahanan bawah bersama resistance. Selesai bapak/ibu menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah bro/sis bisa melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, patron nilai (price pattern) serta lain-lain.
Kebanyakan kesalahan yang dilakukan trader merupakan tepat “loncat” ke teknik dgn kata lain tata cara trading. Padahal utk dpt mengartikan pada keadaan sebagaimana apa sebuah aturan transaksi trading sanggup dipergunakan atau tidak, kita kudu menginterpretasikan apa yang menjadi fondasi pola transaksi trading tersebut. Nah, bakal menginterpretasikan aturan teknik trading tersebut, hendak tak mau kita usah menafsirkan dulu dasar-dasar trading.
