Tuesday, October 29, 2019
FOREX TRADING 0 SPREAD
Halo, para Trader. Kali ini saya bakal berceritera tentang perilaku transaksi trading penulis di masa lampau. Saat kala saya masih berstatus newbie (meskipun wkt ini blm dapat dikatakan expert) di dunia trading forex yg penuh dgn gelora ini.
FOREX TRADING 0 SPREAD
Penulis mengenal mata uang asing di thn 2005.
Saya menghabiskan wkt memahirkan beraneka ragam rupa teknik studi beserta trading dalam waktu lbh kurang setahun. Penulis enggak care meskipun masa itu penulis masih berstatus selaku tenaga penjual di sebuah penghubung pedagang berjangka. Utk saya, yg bermanfaat berlatih dulu. Cari konsumen belakangan saja. Toh masa itu penulis tidak digaji, sekadar menerima komisi dari transaksi pengguna saya, itu pun kalau saya berhasil memperoleh nasabah.
Mampu ditebak, perilaku itu berbuah nasihat dengan nasehat panjang lebar dari supervisor penulis dulu. Beliau pun makin lama benar-benar percaya k'lo ia salah merekrut orang. Namun beliau rupanya menyaksikan potensi lain pada diri saya, sehingga akhirnya pd tahun 2008 beliau menganjurkan saya bakal menjelma staf market analyst di broker tersebut. But that’s another story.
Tahun 2006, saya memberanikan diri buat trading dgn modal patungan bersama 3 orang teman. Di beberapa bln pertama saya transaksi trading beneran account, saya mereken performa trading penulis “luar biasa”. Mengapa? Di 3 bulan pertama, penulis sukses membukukan keuntungan berturut-turut kurang lebih 30% dari modal awal. Walaupun sudah dibagi empat, sebagai fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu semata-mata gede untuk saya.
FOREX TRADING 0 SPREAD
Kepercayaan diri penulis bertambah, terlebih mengarah jumawa.
Saya merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam tiga bln trading itu penulis tak sudah sekalipun memperbuat cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari jual/beli yang penulis lakukan dalam 3 bulan tsb membuahkan profit.
Nahas, di Tiga Puluh hari ke-4 penulis enggak dapat mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut hingga akhirnya penulis menjelaskan diri enggak dapat lagi mengelola kapital kami. Untungnya sempat profit, shg jika ditotal kerugian kami “hanya” lebih kurang 50% dari kapital awal (bandingkan dengan kebanyakan pemain yg mesti hingga tersentuh margin call).
Masa itu penulis menarik kesimpulan pengetahuan yang saya peroleh kurang lengkap. Namun nyatanya kekeliruan penulis lbh dari itu. Kekeliruan primer saya yakni mindset yang salah & tips belajar yang enggak tepat.
Semacam kebanyakan trader pemula, masa itu saya banget pangkal buat menemukan hasil akhir yg cepat beserta – pasti saja – banyak. Waktu itu valuta asing digambarkan selaku salah 1 model bisnis yg menawarkan hasil yg cepat. Lebih-Lebih mungkin hingga wkt ini pun pola pikir rakyat masih dengan berkenaan forex.
FOREX TRADING 0 SPREAD
Betul bahwa pergerakan nilai currency jauh lebih volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, sehingga potensi yang tercipta sebenarnya jauh extra besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi bagi menemukan untung yg besar dalam waktu sebentar adakalanya menghasilkan seorang pemain membuka transaksi yg kelewat besar. Padahal di balik kesempatan laba yang gede itu tersimpan pula bahaya yang enggak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa amat dianjurkan utk membatasi ancaman menggunakan pengaturan penerapan modal yang tepat (mengatur besaran lot) beserta pembatasan rawan yg bertimbal (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan bagi mendapatkan profit dengan cepat membuat banyak trader melupakan masalah yg sangat mendasar dalam transaksi trading ini.
Itu juga “dosa” yg saya lakukan dulu. Dlm pikiran saya cuma ada “untung, untung dan untung”. Serupa yg saya sampaikan di atas, dlm tiga bulanan kesatu experiance transaksi trading penulis nggak sempat mengerjakan cut-loss sekalipun. Nggak sudah menyekat rawan dengan berhenti loss. Padahal tidak ada seorang pun yang bisa tahu persis ke mana harga akan bergerak. Artinya, kita mampu menjumpai tekor kapan saja. Antisipasi bakal kasus tersebut ialah manajemen resiko, yang banyak dilupakan trader.
FOREX TRADING 0 SPREAD
Kebanyakan pengen tepat sanggup menjalankan trading dengan tips alias arahan yg siap pakai. Itu pun dulu yakni dosa saya.
Saya dulu sangat banyak menghabiskan wkt buat memahirkan berbagai ragam arahan dengan kata lain metode trading nggak usah meluangkan hanya waktu utk membimbing dasar-dasar trading. Saya sampai-sampai baru menginterpretasikan rancangan prinsip trend selepas dua thn terjun ke dunia trading, yg sialnya baru penulis pelajari setelah sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada trader yg berani trading malahan sebelum ia paham apa itu trend yang yakni “nyawa” dari pergerakan harga.
Penulis sekali-sekali menganalogikan berlatih trading forex semacam mengajarkan beladiri. Enggak mungkin ada seorang karateka yg langsung menyandang sabuk hitam tidak perlu lewat proses berlatih yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning dan seterusnya, kecuali k'lo ia ialah orang berguna yang diangkat sebagai anggota kehormatan perguruan tertentu.
FOREX TRADING 0 SPREAD
Berlatih trading pun demikian.
Seseorang semestinya melatih keterampilan berkaitan transaksi trading dari mula yang kompeten beserta dgn tips yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar trading terlebih dahulu, yakni trend, support & resistance. Sesudah jurangan menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah jurangan mampu melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, konstruksi value (price pattern) dengan lain-lain.
Kebanyakan kekeliruan yg dilakukan trader merupakan tepat “loncat” ke kaidah dgn kata lain metode trading. Padahal bagi bisa mengerti pd situasi sebagaimana apa sebuah tips-tips transaksi trading dpt dipergunakan dgn kata lain tidak, kita butuh mengetahui apa yang berubah pilar tips trading tersebut. Nah, bagi mengetahui asas arahan trading tersebut, ingin nggak ingin kita perlu mengetahui dulu dasar-dasar trading.
