Thursday, October 10, 2019
FOREX TRADING PENIPUAN
Halo, para Trader. Kali ini penulis bakal berceritera berkaitan perilaku transaksi trading penulis di masa lampau. Saat ketika saya masih berstatus newbie (meskipun saat ini belum bisa dikatakan expert) di dunia transaksi trading mata uang yang penuh dengan gelora ini.
FOREX TRADING PENIPUAN
Penulis mengenal mata uang asing di tahun 2005.
Saya menghabiskan masa mengarahkan beraneka rupa ragam teknik studi bersama trading dalam masa ekstra kurang setahun. Saya tak care meskipun wkt itu penulis masih berstatus sebagai tenaga penjual di sebuah broker berjangka. Bagi saya, yang berpengaruh belajar dulu. Cari konsumen belakangan saja. Toh masa itu saya tak digaji, semata-mata memperoleh komisi dari transaksi pelanggan saya, itu pun kalo saya berhasil memperoleh nasabah.
Sanggup ditebak, perilaku itu berbuah nasihat dan ceramah panjang lebar dari supervisor penulis dulu. Beliau pun semakin bersungguh-sungguh k'lo ia salah merekrut orang. Namun beliau rupanya menengok kans lain pada diri saya, sehingga akhirnya pada tahun 2008 beliau menganjurkan penulis bakal berubah staf market analyst di penghubung tersebut. But that’s another story.
Tahun 2006, saya memberanikan diri utk transaksi trading dgn kapital patungan bersama tiga orang teman. Di sebagian bulanan kesatu saya transaksi trading beneran account, penulis menyangka performa transaksi trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di tiga bulanan pertama, saya sukses membukukan keuntungan berturut-turut sekitar 30% dari kapital awal. Meskipun udah dibagi empat, bagaikan fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu cuman gede bagi saya.
FOREX TRADING PENIPUAN
Kepercayaan diri saya bertambah, terlebih miring jumawa.
Saya merasa sudah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam tiga bln trading itu saya tidak tahu sekalipun menjalani cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yg penulis lakukan dalam 3 bulan tsb membuahkan profit.
Nahas, di 31 hari ke-4 saya tak dapat mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut hingga akhirnya saya menerangkan diri tidak dapat lagi mengelola kapital kami. Untungnya sempat profit, shg kalau ditotal loss kami “hanya” lebih kurang 50% dari kapital awal (bandingkan dgn kebanyakan pemain yg butuh hingga tersentuh margin call).
Wkt itu penulis menarik kesimpulan pengetahuan yg saya peroleh kurang lengkap. Tapi ternyata kesalahan saya lebih dari itu. Kekeliruan pokok penulis yaitu pola pikir yang salah beserta teknik belajar yg tak tepat.
Sebagaimana kebanyakan trader pemula, waktu itu saya amat pusat buat menerima otput yang cepat dan – puguh saja – banyak. Waktu itu foreign exchange digambarkan selaku salah satu model karier yg menawarkan hasil yang cepat. Sampai-Sampai mungkin hingga masa ini pun mindset masyarakat masih sama mengenai forex.
FOREX TRADING PENIPUAN
Betul bahwa pergerakan price mata uang jauh ekstra volatile dibandingkan dgn saham.
Misalnya, sehingga prospek yang tercipta benar-benar jauh lbh besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi utk memperoleh profit yg besar dalam waktu kilat terkadang menghasilkan seorang trader membuka transaksi yang berlebihan besar. Padahal di balik kesempatan untung yang gede itu tersimpan pula resiko yang enggak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa sangat disarankan untuk membatasi resiko memakai pengaturan pemakaian kapital yang tepat (mengatur nominal lot) serta pembatasan bahaya yg sebati (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan bakal menerima keuntungan dengan cepat membuat byk pemain melupakan soal yg sangat mendasar dlm transaksi trading ini.
Itu juga “dosa” yang penulis lakukan dulu. Dalam pendirian saya semata-mata ada “untung, untung dan untung”. Serupa yg penulis sampaikan di atas, dalam tiga bln nomor satu pengalaman transaksi trading penulis tak pernah menjalankan cut-loss sekalipun. Tak sudah membendung ancaman dgn stop loss. Padahal tak ada seorang pun yg dapat tahu persis ke mana harga hendak bergerak. Artinya, kita dpt mengalami kerugian bila saja. Antisipasi mau masalah tsb adalah manajemen resiko, yg banyak dilupakan trader.
FOREX TRADING PENIPUAN
Kebanyakan mau spontan dpt menjalankan transaksi trading dengan kaidah dgn kata lain manual yg siap pakai. Itu pun dulu ialah dosa saya.
Penulis dulu berlebihan banyak menghabiskan masa buat mendidik berjenis-jenis prosedur dengan kata lain tutorial transaksi trading tanpa pakai meluangkan cukup waktu untuk mendidik dasar-dasar trading. Penulis sampai-sampai baru menginterpretasikan sketsa pedoman trend setelah dua tahun terjun ke dunia trading, yg sialnya baru penulis pelajari setelah sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada trader yang berani trading lebih-lebih sebelum ia paham apa itu trend yg ialah “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya sesekali menganalogikan belajar trading foreign exchange semacam mendidik beladiri. Nggak mungkin ada seorang karateka yg telak menyandang sabuk hitam nggak usah menggunakan cara belajar yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning bersama seterusnya, kecuali bila ia yakni orang esensial yg diangkat bagaikan anggota kehormatan perguruan tertentu.
FOREX TRADING PENIPUAN
Belajar transaksi trading pun demikian.
Seseorang selaiknya mengajarkan keterampilan berhubungan transaksi trading dari mula yg kompeten dan dgn aturan yg benar juga. Pelajarilah dasar-dasar trading terlebih dahulu, yaitu trend, support & resistance. Setelah boss menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah agan mampu melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, tipe price (price pattern) & lain-lain.
Kebanyakan kekeliruan yg dilakukan pemain merupakan langsung “loncat” ke cara dengan kata lain petunjuk trading. Padahal buat dapat menginterpretasikan pada kondisi sebagaimana apa sebuah kaidah transaksi trading mampu dipergunakan dgn kata lain tidak, kita mesti mengerti apa yang menjelma pijakan bimbingan transaksi trading tersebut. Nah, untuk mengetahui permulaan cara trading tersebut, hendak tidak ingin kita perlu mengerti dulu dasar-dasar trading.
