Tuesday, October 15, 2019
ONLINE STOCK TRADING ACADEMY
Halo, para Trader. Kali ini penulis mau berceritera tentang perilaku trading penulis di saat lampau. Masa momen penulis masih berstatus newbie (meskipun masa ini belum sanggup dikatakan expert) di dunia transaksi trading mata uang yang penuh dengan gelora ini.
ONLINE STOCK TRADING ACADEMY
Saya mengenal valuta asing di tahun 2005.
Saya menghabiskan wkt melatih berjenis-jenis macam cara analisa beserta trading dlm wkt ekstra kurang setahun. Penulis enggak concern walau waktu itu saya masih berstatus selaku tenaga marketing di sebuah penghubung penjual berjangka. Bagi saya, yg substansial berlatih dulu. Cari client belakangan saja. Toh wkt itu saya tidak digaji, semata-mata memperoleh komisi dari jual/beli pemakai saya, itu pun jika penulis berhasil memperoleh nasabah.
Dapat ditebak, perilaku itu berbuah ceramah dan nasihat panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun makin lama betul-betul percaya k'lo ia salah merekrut orang. Tapi beliau rupanya memandang prospek lain pd diri saya, sehingga akhirnya pd thn 2008 beliau menyarankan saya untuk berubah staf pasar analyst di penghubung pedagang tersebut. But that’s another story.
Tahun 2006, saya memberanikan diri buat trading dengan kapital patungan bersama 3 orang teman. Di tidak semua 30 hari nomor satu penulis transaksi trading beneran account, penulis merasa performa transaksi trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di tiga bln pertama, saya berhasil membukukan cuan berturut-turut lebih kurang 30% dari modal awal. Walau udah dibagi empat, selaku fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu cuma besar bakal saya.
ONLINE STOCK TRADING ACADEMY
Kepercayaan diri saya bertambah, sampai-sampai miring jumawa.
Saya merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dlm tiga 30 hari trading itu penulis tak tahu sekalipun menjalani cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari jual/beli yg penulis lakukan dlm tiga bulanan tsb membuahkan profit.
Nahas, di 31 hari ke-4 saya enggak sanggup mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya penulis mengatakan diri tidak sanggup lagi mengelola modal kami. Untungnya sempat profit, sehingga k'lo ditotal loss kami “hanya” berkisar 50% dari kapital awal (bandingkan dgn kebanyakan trader yang kudu hingga tersentuh margin call).
Masa itu saya menarik kesimpulan keterampilan yg saya peroleh kurang lengkap. Tapi nyatanya kekeliruan penulis lebih dari itu. Kekeliruan utama penulis yaitu mindset yg salah beserta bimbingan berlatih yg tidak tepat.
Semacam kebanyakan pemain pemula, waktu itu penulis betul-betul sumber bagi memperoleh hasil akhir yang cepat beserta – pasti saja – banyak. Wkt itu forex digambarkan bagaikan salah 1 bentuk bisnis yang menawarkan otput yg cepat. Malahan mungkin sampai saat ini pun pola pikir publik masih sama mengenai forex.
ONLINE STOCK TRADING ACADEMY
Betul bahwa pergerakan value mata uang jauh extra volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, sehingga potensi yang tercipta kenyataannya jauh lbh besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi utk memperoleh untung yg gede dlm wkt kilat kadang-kadang membuat seorang pemain membuka transaksi yang kelewat besar. Padahal di balik kesempatan profit yg besar itu tersimpan pula bahaya yg tak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa sangat disarankan bagi membelenggu bahaya lewat pengaturan pendayagunaan modal yang tepat (mengatur jumlah lot) serta pembatasan rawan yang sinkron (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan untuk mendapatkan profit dgn cepat membuat banyak trader melupakan problem yg amat mendasar dlm transaksi trading ini.
Itu juga “dosa” yang penulis lakukan dulu. Dlm pikiran penulis cuma ada “untung, laba dan untung”. Serupa yang penulis sampaikan di atas, dalam tiga bln nomor satu experiance trading penulis tak sudah memperbuat cut-loss sekalipun. Nggak sudah mengekang ancaman dengan hentikan loss. Padahal tak ada seorang pun yang mampu tahu persis ke mana nilai akan bergerak. Artinya, kita mampu memperoleh tekor bila saja. Antisipasi hendak ihwal tsb yakni manajemen resiko, yang banyak dilupakan trader.
ONLINE STOCK TRADING ACADEMY
Kebanyakan hendak spon-tan sanggup melakukan trading dgn panduan dengan kata lain tips-tips yang siap pakai. Itu pun dulu ialah dosa saya.
Penulis dulu terlampau banyak menghabiskan masa bakal memahirkan berbagai panduan atau tutorial transaksi trading nggak pake meluangkan semata-mata masa buat mengajarkan dasar-dasar trading. Saya bahkan baru memahami tema tonggak trend selesai 2 thn terjun ke dunia trading, yang sialnya baru penulis kenali selepas sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada pemain yang berani trading lebih-lebih sebelum ia mengerti apa itu trend yg merupakan “nyawa” dari pergerakan harga.
Penulis sesekali menganalogikan belajar transaksi trading foreign exchange semacam mengajarkan beladiri. Nggak mungkin ada seorang karateka yg spon-tan menyandang sabuk hitam tanpa lewat operasi berlatih yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning serta seterusnya, kecuali jika ia merupakan orang substansial yg diangkat selaku anggota kehormatan perguruan tertentu.
ONLINE STOCK TRADING ACADEMY
Berlatih transaksi trading pun demikian.
Seseorang selaiknya mendidik ilmu tentang trading dari sumber yang kompeten beserta dgn cara yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar transaksi trading terlebih dahulu, yaitu trend, support serta resistance. Sesudah anda menguasai ke tiga elemen tersebut, barulah boss sanggup melanjutkan ke materi lain sebagaimana indikator teknikal, pola value (price pattern) serta lain-lain.
Kebanyakan kesalahan yg dilakukan trader yaitu jitu “loncat” ke tata cara atau kaidah trading. Padahal bagi dpt mengetahui pd status sebagaimana apa sebuah program transaksi trading dpt dipergunakan atau tidak, kita butuh menginterpretasikan apa yg berubah pilar cara transaksi trading tersebut. Nah, bakal menafsirkan tonggak arahan trading tersebut, pengen tak hendak kita usah memahami dulu dasar-dasar trading.
