Sunday, November 24, 2019
BELAJAR FOREX PRICE ACTION
Halo, para Trader. Kali ini penulis mau berceritera tentang perilaku trading penulis di wkt lampau. Waktu tempo saya masih berstatus newbie (meskipun wkt ini belum dapat dikatakan expert) di dunia trading mata uang asing yg penuh dgn gelora ini.
BELAJAR FOREX PRICE ACTION
Saya mengenal forex di thn 2005.
Saya menghabiskan masa mengarahkan bermacam ragam ragam teknik studi beserta transaksi trading dlm waktu extra kurang setahun. Penulis enggak concern walau wkt itu saya masih berstatus selaku tenaga penjual di sebuah penghubung berjangka. Buat saya, yang bermakna berlatih dulu. Cari client belakangan saja. Toh wkt itu penulis tak digaji, sekadar memperoleh komisi dari jual/beli pemakai saya, itu pun bila penulis sukses memperoleh nasabah.
Bisa ditebak, perilaku itu berbuah nasihat dan ceramah panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun lama kelamaan yakin kalo ia salah merekrut orang. Namun beliau rupanya memandang prospek lain pd diri saya, sehingga akhirnya pd thn 2008 beliau menganjurkan penulis bakal menjelma staf pasar analyst di penghubung tersebut. But that’s another story.
Thn 2006, saya memberanikan diri bagi transaksi trading dengan kapital patungan bersama tiga orang teman. Di tdk semua bln pertama saya trading beneran account, saya berpendapat performa transaksi trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di 3 bulanan pertama, penulis sukses membukukan keuntungan berturut-turut kira-kira 30% dari modal awal. Walau sudah dibagi empat, sebagai fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu cukup gede bagi saya.
BELAJAR FOREX PRICE ACTION
Kepercayaan diri saya bertambah, terlebih mengarah jumawa.
Penulis merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dlm tiga bln transaksi trading itu penulis tak sudah sekalipun menjalankan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yang penulis lakukan dalam 3 bulan tersebut membuahkan profit.
Nahas, di bulan ke-4 saya tidak mampu mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya penulis mengatakan diri tak sanggup lagi mengelola kapital kami. Untungnya sempat profit, shg k'lo ditotal tekor kami “hanya” kira-kira 50% dari modal awal (bandingkan dgn kebanyakan trader yang mesti hingga terkena margin call).
Waktu itu penulis menarik kesimpulan keterampilan yang saya peroleh kurang lengkap. Tetapi nyatanya kekeliruan saya lebih dari itu. Kekeliruan utama saya merupakan mindset yg salah bersama manual berlatih yang tak tepat.
Sebagaimana kebanyakan trader pemula, waktu itu penulis terlampau pokok buat mendapatkan otput yg cepat dan – puguh saja – banyak. Masa itu mata uang digambarkan sbg salah 1 rupa usaha yg menyodorkan otput yang cepat. Bahkan mungkin hingga saat ini pun pola pikir masyarakat masih sama berhubungan forex.
BELAJAR FOREX PRICE ACTION
Betul bahwa pergerakan nilai mata uang jauh extra volatile dibandingkan dgn saham.
Misalnya, sehingga prospek yang tercipta emang jauh ekstra besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi bakal mendapatkan cuan yg gede dalam masa tdk lama seringkali menciptakan seorang pemain membuka jual/beli yg terlalu besar. Padahal di balik prospek keuntungan yg besar itu tersimpan pula resiko yg enggak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa amat disarankan untuk menyekat bahaya memakai pengaturan penggunaan modal yg tepat (mengatur besaran lot) bersama pembatasan rawan yang serasi (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan bagi mendapatkan keuntungan dengan cepat membuat banyak pemain melupakan perkara yg amat mendasar dlm trading ini.
Itu juga “dosa” yg penulis lakukan dulu. Dalam pendirian saya cuman ada “untung, profit beserta untung”. Seperti yang saya sampaikan di atas, dalam 3 bulan pertama pengetahuan transaksi trading saya tak sempat melakukan cut-loss sekalipun. Tidak tahu memasung rawan dengan stop loss. Padahal tak ada seorang pun yang dpt tahu persis ke mana nilai bakal bergerak. Artinya, kita bisa menemukan kerugian bilamana saja. Antisipasi bakal perkara tsb yakni manajemen resiko, yg banyak dilupakan trader.
BELAJAR FOREX PRICE ACTION
Kebanyakan pengen langsung sanggup menjalankan trading dengan teknik atau cara yang siap pakai. Itu pun dulu yakni dosa saya.
Penulis dulu betul-betul byk menghabiskan wkt buat melatih berbagai macam tips-tips dengan kata lain kaidah trading tanpa pakai meluangkan cuman masa utk mengarahkan dasar-dasar trading. Saya malahan baru menafsirkan tema pangkal trend selepas dua tahun terjun ke dunia trading, yang sialnya baru saya kenali selepas sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada pemain yg berani trading malahan sebelum ia mengerti apa itu trend yang merupakan “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya sewaktu-waktu menganalogikan berlatih trading foreign exchange seperti mengajarkan beladiri. Tak mungkin ada seorang karateka yang kontan menyandang sabuk hitam minus menggunakan operasi belajar yang panjang mulai dari sabuk putih, kuning dan seterusnya, kecuali kalau ia adalah orang bernilai yg diangkat sbg anggota kehormatan perguruan tertentu.
BELAJAR FOREX PRICE ACTION
Berlatih transaksi trading pun demikian.
Seseorang selaiknya melatih pengetahuan berhubungan transaksi trading dari mula yang kompeten dengan dengan bimbingan yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar trading terlebih dahulu, adalah trend, support bersama resistance. Selepas pembaca menguasai ke tiga elemen tersebut, barulah bro/sis bisa melanjutkan ke materi lain semacam indikator teknikal, sketsa harga (price pattern) beserta lain-lain.
Kebanyakan kekeliruan yang dilakukan pemain yaitu spontan “loncat” ke pola dgn kata lain teknik trading. Padahal bagi sanggup mengetahui pd situasi semacam apa sebuah prosedur trading sanggup dipergunakan dengan kata lain tidak, kita butuh mengerti apa yang menjelma pedoman metode transaksi trading tersebut. Nah, bagi mengartikan fondasi langkah transaksi trading tersebut, pengen nggak mau kita usah mengartikan dulu dasar-dasar trading.
