Friday, November 1, 2019
BELAJAR TRADING FOREX PRO
Halo, para Trader. Kali ini penulis hendak berceritera berkaitan perilaku transaksi trading penulis di masa lampau. Waktu momen saya masih berstatus newbie (meskipun waktu ini belom dpt dikatakan expert) di dunia trading valuta asing yang penuh dengan gelora ini.
BELAJAR TRADING FOREX PRO
Penulis bertemu valuta asing di thn 2005.
Saya menghabiskan waktu mendidik beraneka macam ragam teknik studi dan transaksi trading dlm waktu ekstra kurang setahun. Saya nggak concern walau masa itu penulis masih berstatus selaku tenaga pemasar di sebuah penghubung penjual berjangka. Bakal saya, yang signifikan berlatih dulu. Cari pengguna belakangan saja. Toh wkt itu saya tidak digaji, cukup memperoleh komisi dari jual/beli klien saya, itu pun kalo saya sukses memperoleh nasabah.
Dapat ditebak, perilaku itu berbuah nasehat dengan ceramah panjang lebar dari supervisor penulis dulu. Beliau pun makin lama yakin kalo ia salah merekrut orang. Tetapi beliau rupanya menonton kesempatan lain pd diri saya, sehingga akhirnya pada thn 2008 beliau menganjurkan saya bagi menjadi staf market analyst di agency tersebut. But that’s another story.
Thn 2006, saya memberanikan diri buat trading dgn kapital patungan bersama tiga orang teman. Di tidak semua bln pertama penulis transaksi trading real account, penulis mengira performa transaksi trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di tiga bulanan pertama, penulis berhasil membukukan laba berturut-turut kira-kira 30% dari kapital awal. Walaupun sudah dibagi empat, selaku fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu hanya gede bagi saya.
BELAJAR TRADING FOREX PRO
Kepercayaan diri saya bertambah, lebih-lebih berat jumawa.
Saya merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam 3 bln trading itu penulis nggak pernah sekalipun melakukan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari jual/beli yang penulis lakukan dlm 3 bulanan tersebut membuahkan profit.
Nahas, di 30 hari ke-4 saya enggak dapat mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut hingga akhirnya penulis memberitahukan diri nggak mampu lagi mengelola kapital kami. Untungnya sempat profit, sehingga kalau ditotal kerugian kami “hanya” kurang lebih 50% dari kapital awal (bandingkan dengan kebanyakan trader yang kudu hingga tersentuh margin call).
Wkt itu saya menarik kesimpulan sains yang saya peroleh kurang lengkap. Tapi nyatanya kekeliruan penulis lbh dari itu. Kekeliruan primer penulis merupakan mindset yg salah serta tutorial berlatih yg tidak tepat.
Semacam kebanyakan pemain pemula, masa itu saya terlampau fokus bagi menerima hasil yang cepat dan – tentu saja – banyak. Masa itu mata uang asing digambarkan sbg salah 1 bentuk pencaharian yg menawarkan otput yg cepat. Lebih-Lebih mungkin hingga masa ini pun mindset massa masih dengan mengenai forex.
BELAJAR TRADING FOREX PRO
Betul bahwa pergerakan nilai currency jauh ekstra volatile dibandingkan dgn saham.
Misalnya, shg peluang yang tercipta benar-benar jauh lbh besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi buat mendapatkan untung yang gede dlm waktu kilat adakalanya menciptakan seorang pemain membuka jual/beli yang terlampau besar. Padahal di balik kesempatan laba yg besar itu tersimpan pula rawan yang nggak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa sangat disarankan buat memasung rawan melalui pengaturan penggunaan modal yg tepat (mengatur total lot) & pembatasan rawan yg sebati (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan bakal menemukan keuntungan dgn cepat menghasilkan banyak pemain melupakan soal yang amat mendasar dalam trading ini.
Itu juga “dosa” yang penulis lakukan dulu. Dalam pendirian saya hanya ada “untung, untung beserta untung”. Seperti yg saya sampaikan di atas, dalam tiga 31 hari kesatu pengetahuan transaksi trading penulis nggak pernah menjalankan cut-loss sekalipun. Tak sempat memagari rawan dgn berhenti loss. Padahal enggak ada seorang pun yang mampu tahu persis ke mana price akan bergerak. Artinya, kita sanggup mengalami kerugian kapan saja. Antisipasi bakal persoalan tersebut merupakan manajemen resiko, yg byk dilupakan trader.
BELAJAR TRADING FOREX PRO
Kebanyakan ingin jitu dapat mengerjakan trading dgn cara dgn kata lain tips yg siap pakai. Itu pun dulu adalah dosa saya.
Saya dulu betul-betul byk menghabiskan wkt buat mengarahkan bermacam rupa strategi atau manual transaksi trading tanpa meluangkan sekadar waktu buat melatih dasar-dasar trading. Penulis malahan baru memahami konsepsi permulaan trend selepas dua tahun terjun ke dunia trading, yang sialnya baru penulis kenali selesai sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada pemain yg berani trading lebih-lebih sebelum ia mengerti apa itu trend yang ialah “nyawa” dari pergerakan harga.
Penulis sering menganalogikan belajar transaksi trading foreign exchange semacam mengajarkan beladiri. Tak mungkin ada seorang karateka yg spontan menyandang sabuk hitam nggak usah menggunakan prosedur belajar yang panjang mulai dari sabuk putih, kuning dengan seterusnya, kecuali jika ia yakni orang berpengaruh yang diangkat bagaikan anggota kehormatan perguruan tertentu.
BELAJAR TRADING FOREX PRO
Belajar trading pun demikian.
Seseorang hendaknya memahirkan sains mengenai transaksi trading dari mula yg kompeten & dengan cara yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar trading terlebih dahulu, yaitu trend, tahanan bawah bersama resistance. Selepas agan menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah kamu dpt melanjutkan ke materi lain semacam indikator teknikal, rupa price (price pattern) beserta lain-lain.
Kebanyakan kesalahan yg dilakukan pemain merupakan jitu “loncat” ke manual dengan kata lain sistem trading. Padahal utk bisa mengetahui pd status seperti apa sebuah prosedur transaksi trading bisa dipergunakan atau tidak, kita perlu menginterpretasikan apa yg menjadi pijakan cara transaksi trading tersebut. Nah, bakal mengetahui patokan tutorial trading tersebut, mau enggak kepingin kita perlu menafsirkan dulu dasar-dasar trading.
