Friday, November 29, 2019
CHART FOREX INDONESIA
Halo, para Trader. Kali ini saya bakal berceritera berkenaan perilaku trading saya di masa lampau. Masa momen saya masih berstatus newbie (meskipun waktu ini belum dapat dikatakan expert) di dunia transaksi trading mata uang asing yg penuh dengan gelora ini.
CHART FOREX INDONESIA
Saya mengenal mata uang asing di tahun 2005.
Saya menghabiskan waktu memahirkan berbagai macam variasi teknik analisa bersama trading dalam masa extra kurang setahun. Penulis enggak concern walaupun saat itu saya masih berstatus selaku tenaga penjual di sebuah makelar berjangka. Buat saya, yg berguna belajar dulu. Cari klien belakangan saja. Toh masa itu saya tak digaji, sekadar memperoleh komisi dari transaksi klien saya, itu pun kalau saya berhasil memperoleh nasabah.
Dpt ditebak, perilaku itu berbuah ceramah serta ceramah panjang lebar dari supervisor penulis dulu. Beliau pun makin lama bersungguh-sungguh kalau ia salah merekrut orang. Tapi beliau rupanya melihat kans lain pada diri saya, sehingga akhirnya pada tahun 2008 beliau merekomendasikan penulis buat berubah staf market analyst di calo tersebut. But that’s another story.
Thn 2006, penulis memberanikan diri bagi transaksi trading dengan modal patungan bersama 3 orang teman. Di beberapa 30 hari pertama saya trading beneran account, saya menganggap performa trading penulis “luar biasa”. Mengapa? Di tiga bln pertama, penulis sukses membukukan cuan berturut-turut kira-kira 30% dari modal awal. Walaupun udah dibagi empat, selaku fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu hyn gede buat saya.
CHART FOREX INDONESIA
Kepercayaan diri saya bertambah, sampai-sampai cenderung jumawa.
Penulis merasa sudah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam 3 31 hari transaksi trading itu saya tidak sudah sekalipun mengerjakan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yg penulis lakukan dalam 3 30 hari tersebut membuahkan profit.
Nahas, di 31 hari ke-4 penulis tak sanggup mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya saya mengutarakan diri tidak sanggup lagi mengelola kapital kami. Untungnya sempat profit, shg bila ditotal loss kami “hanya” kira-kira 50% dari kapital awal (bandingkan dengan kebanyakan pemain yang usah hingga tersentuh margin call).
Wkt itu penulis menarik kesimpulan ilmu yg penulis peroleh kurang lengkap. Tetapi ternyata kekeliruan saya extra dari itu. Kekeliruan esensial saya yakni pola pikir yg salah bersama tips-tips berlatih yang enggak tepat.
Sebagaimana kebanyakan pemain pemula, masa itu penulis berlebihan sumber utk mendapatkan hasil yang cepat dan – tentu saja – banyak. Masa itu mata uang digambarkan bagaikan salah 1 rupa pekerjaan yang menyodorkan hasil yg cepat. Terlebih mungkin sampai wkt ini pun mindset masyarakat masih sama berkaitan forex.
CHART FOREX INDONESIA
Betul bahwa pergerakan harga mata uang jauh extra volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, sehingga kans yang tercipta benar-benar jauh extra besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi untuk mendapatkan profit yang gede dalam wkt kilat seringkali menghasilkan seorang pemain membuka jual/beli yang sangat besar. Padahal di balik kesempatan untung yg besar itu tersimpan pula ancaman yang nggak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa amat direkomendasikan buat memagari rawan lewat pengaturan penerapan modal yg tepat (mengatur besaran lot) dan pembatasan bahaya yg sesuai (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan bakal menerima laba dengan cepat menciptakan banyak trader melupakan urusan yg sangat mendasar dalam transaksi trading ini.
Itu juga “dosa” yang saya lakukan dulu. Dlm bayangan penulis cukup ada “untung, laba dengan untung”. Sebagaimana yang penulis sampaikan di atas, dalam 3 bln pertama pengetahuan trading penulis tidak pernah memperbuat cut-loss sekalipun. Enggak sudah membelenggu ancaman dengan hentikan loss. Padahal enggak ada seorang pun yang dapat tahu persis ke mana harga bakal bergerak. Artinya, kita dpt mengalami kerugian kapan saja. Antisipasi bakal persoalan tsb adalah manajemen resiko, yang banyak dilupakan trader.
CHART FOREX INDONESIA
Kebanyakan mau telak sanggup menjalani transaksi trading dengan manual dgn kata lain arahan yang siap pakai. Itu pun dulu yakni dosa saya.
Saya dulu terlampau byk menghabiskan waktu bagi membimbing berbagai metode dengan kata lain strategi transaksi trading tanpa pakai meluangkan cuman masa untuk mengarahkan dasar-dasar trading. Penulis bahkan baru mengetahui konsep prinsip trend sehabis 2 thn terjun ke dunia trading, yg sialnya baru saya kenali selepas sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada trader yang berani trading lebih-lebih sebelum ia mengerti apa itu trend yg merupakan “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya kadang kala menganalogikan belajar transaksi trading forex sebagaimana mengajarkan beladiri. Tidak mungkin ada seorang karateka yang kontan menyandang sabuk hitam nggak pake melalui metode berlatih yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning dengan seterusnya, kecuali kalau ia merupakan orang berguna yg diangkat sbg anggota kehormatan perguruan tertentu.
CHART FOREX INDONESIA
Belajar trading pun demikian.
Seseorang selaiknya mengajarkan sains berkaitan transaksi trading dari mula yang kompeten dengan dengan teknik yang benar juga. Pelajarilah dasar-dasar trading terlebih dahulu, adalah trend, support dengan resistance. Setelah anda menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah boss dapat melanjutkan ke materi lain sebagaimana indikator teknikal, konstruksi harga (price pattern) beserta lain-lain.
Kebanyakan kekeliruan yang dilakukan pemain merupakan spon-tan “loncat” ke panduan dengan kata lain tips-tips trading. Padahal bagi bisa mengartikan pd situasi semacam apa sebuah program trading dpt dipergunakan dgn kata lain tidak, kita wajib menafsirkan apa yang berubah fundamen bimbingan trading tersebut. Nah, buat mengerti permulaan prosedur transaksi trading tersebut, mau tidak ingin kita perlu mengartikan dulu dasar-dasar trading.
