Tuesday, April 23, 2019
EBOOK GRATUIT SUR LE FOREX
Halo, para Trader. Kali ini saya akan berceritera berhubungan perilaku trading penulis di wkt lampau. Masa tempo saya masih berstatus newbie (meskipun masa ini belum dpt dikatakan expert) di dunia trading mata uang yg penuh dengan gelora ini.
EBOOK GRATUIT SUR LE FOREX
Saya kenalan mata uang asing di thn 2005.
Penulis menghabiskan masa mendidik bermacam rupa macam teknik ulasan dengan transaksi trading dlm waktu ekstra kurang setahun. Saya enggak peduli walau masa itu penulis masih berstatus sebagai tenaga marketing di sebuah calo berjangka. Bagi saya, yang bermakna berlatih dulu. Cari nasabah belakangan saja. Toh waktu itu saya tidak digaji, hanya menerima komisi dari transaksi pemakai saya, itu pun kalau penulis berhasil memperoleh nasabah.
Sanggup ditebak, perilaku itu berbuah nasehat beserta nasihat panjang lebar dari supervisor penulis dulu. Beliau pun semakin betul-betul percaya kalo ia salah merekrut orang. Tetapi beliau rupanya menonton prospek lain pada diri saya, sehingga akhirnya pada tahun 2008 beliau menyarankan saya buat berubah staf market analyst di penghubung penjual tersebut. But that’s another story.
Tahun 2006, penulis memberanikan diri utk transaksi trading dengan kapital patungan bersama tiga orang teman. Di tidak semua bln kesatu penulis transaksi trading beneran account, saya merasa performa trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di tiga 31 hari pertama, saya berhasil membukukan laba berturut-turut lebih kurang 30% dari modal awal. Walaupun sudah dibagi empat, selaku fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu cuma gede buat saya.
EBOOK GRATUIT SUR LE FOREX
Kepercayaan diri saya bertambah, malahan mengarah jumawa.
Saya merasa sudah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam 3 bln trading itu saya nggak tahu sekalipun mengerjakan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yg saya lakukan dalam tiga bulan tersebut membuahkan profit.
Nahas, di 30 hari ke-4 saya tak bisa mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut hingga akhirnya penulis menyampaikan diri enggak bisa lagi mengelola kapital kami. Untungnya sempat profit, sehingga kalau ditotal tekor kami “hanya” berkisar 50% dari kapital awal (bandingkan dengan kebanyakan pemain yg mesti sampai terkena margin call).
Wkt itu saya menarik kesimpulan keterampilan yang saya peroleh kurang lengkap. Namun ternyata kekeliruan saya ekstra dari itu. Kekeliruan pokok saya yakni pola pikir yang salah dan arahan belajar yg tidak tepat.
Serupa kebanyakan trader pemula, masa itu penulis terlalu fokus bagi menerima otput yg cepat dan – tentu saja – banyak. Waktu itu valuta asing digambarkan bagaikan salah satu jenis pencaharian yang menyodorkan hasil akhir yg cepat. Sampai-Sampai mungkin hingga saat ini pun pola pikir massa masih dengan tentang forex.
EBOOK GRATUIT SUR LE FOREX
Betul bahwa pergerakan harga mata uang jauh ekstra volatile dibandingkan dgn saham.
Misalnya, sehingga prospek yang tercipta sebenarnya jauh lebih besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi bagi menemukan profit yg gede dlm masa tidak lama terkadang menghasilkan seorang pemain membuka jual/beli yang kelewat besar. Padahal di balik prospek cuan yang gede itu tersimpan pula bahaya yg tidak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa amat direkomendasikan bakal membatasi ancaman lewat pengaturan penggunaan modal yg tepat (mengatur nominal lot) serta pembatasan ancaman yg sinkron (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan bakal memperoleh profit dengan cepat menciptakan banyak trader melupakan perkara yang sangat mendasar dlm transaksi trading ini.
Itu juga “dosa” yang saya lakukan dulu. Dalam pendirian penulis semata-mata ada “untung, cuan bersama untung”. Serupa yg penulis sampaikan di atas, dlm tiga 31 hari kesatu experiance trading saya nggak sudah memperbuat cut-loss sekalipun. Enggak sempat memasung rawan dgn berhenti loss. Padahal tidak ada seorang pun yang dpt tahu persis ke mana value mau bergerak. Artinya, kita mampu menjumpai tekor bila saja. Antisipasi bakal soal tersebut adalah manajemen resiko, yang byk dilupakan trader.
EBOOK GRATUIT SUR LE FOREX
Selain mindset, byk juga trader yang melewati sistem pembelajaran trading foreign exchange yang benar.
Kebanyakan ingin kontan dpt memperbuat trading dengan pola atau sistem yg siap pakai. Itu pun dulu yakni dosa saya.
Penulis dulu sangat byk menghabiskan waktu utk membimbing beraneka ragam prosedur dgn kata lain petunjuk transaksi trading nggak pake meluangkan cuman masa bakal mengarahkan dasar-dasar trading. Saya lebih-lebih baru mengerti draf fondasi trend sehabis 2 thn terjun ke dunia trading, yg sialnya baru penulis ketahui setelah sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada pemain yg berani trading sampai-sampai sebelum ia paham apa itu trend yg adalah “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya sewaktu-waktu menganalogikan berlatih transaksi trading mata uang sebagaimana mengajarkan beladiri. Enggak mungkin ada seorang karateka yg serta-merta menyandang sabuk hitam tidak perlu lewat operasi berlatih yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning dan seterusnya, kecuali kalau ia ialah orang utama yang diangkat sebagai anggota kehormatan perguruan tertentu.
EBOOK GRATUIT SUR LE FOREX
Belajar transaksi trading pun demikian.
Seseorang semestinya mengajarkan pengetahuan mengenai transaksi trading dari pangkal yang kompeten dan dgn cara yg benar juga. Pelajarilah dasar-dasar transaksi trading terlebih dahulu, ialah trend, tahanan bawah serta resistance. Selesai anda menguasai ketiga elemen tersebut, barulah bapak/ibu sanggup melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, rancang price (price pattern) & lain-lain.
Kebanyakan kesalahan yang dilakukan trader ialah tepat “loncat” ke teknik dengan kata lain program trading. Padahal bakal dapat menginterpretasikan pd keadaan sebagaimana apa sebuah strategi transaksi trading bisa dipergunakan atau tidak, kita wajib mengetahui apa yg berubah permulaan aneka tips transaksi trading tersebut. Nah, buat mengerti pedoman cara trading tersebut, kepingin tidak mau kita kudu menginterpretasikan dulu dasar-dasar trading.
