Friday, April 26, 2019
FOREX TRADING 4-HOUR TIME FRAME
Halo, para Trader. Kali ini saya akan berceritera berkaitan perilaku trading penulis di waktu lampau. Masa momen saya masih berstatus newbie (meskipun wkt ini belom sanggup dikatakan expert) di dunia trading mata uang yg penuh dgn gelora ini.
FOREX TRADING 4-HOUR TIME FRAME
Saya bertemu valuta asing di tahun 2005.
Penulis menghabiskan waktu memahirkan bermacam-macam ragam cara studi dan transaksi trading dalam masa lbh kurang setahun. Saya tak care meskipun wkt itu saya masih berstatus sbg tenaga pemasar di sebuah calo berjangka. Buat saya, yg bernilai belajar dulu. Cari nasabah belakangan saja. Toh wkt itu penulis nggak digaji, cuman menemukan komisi dari transaksi nasabah saya, itu pun k'lo saya berhasil memperoleh nasabah.
Mampu ditebak, perilaku itu berbuah ceramah serta ceramah panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun lama kelamaan percaya jika ia salah merekrut orang. Tapi beliau rupanya menonton potensi lain pada diri saya, sehingga akhirnya pada tahun 2008 beliau merekomendasikan penulis untuk berubah staf market analyst di penghubung penjual tersebut. But that’s another story.
Thn 2006, penulis memberanikan diri untuk trading dengan modal patungan bersama 3 orang teman. Di beberapa 31 hari pertama penulis transaksi trading real account, saya merasa performa trading penulis “luar biasa”. Mengapa? Di 3 30 hari pertama, saya berhasil membukukan untung berturut-turut lebih kurang 30% dari modal awal. Meskipun sudah dibagi empat, sbg fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu cuman besar untuk saya.
FOREX TRADING 4-HOUR TIME FRAME
Kepercayaan diri penulis bertambah, malahan cenderung jumawa.
Penulis merasa sudah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam 3 bulanan transaksi trading itu saya tak sudah sekalipun menjalankan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari jual/beli yang penulis lakukan dalam 3 bulan tersebut membuahkan profit.
Nahas, di bulan ke-4 saya tak mampu mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya saya mengumumkan diri nggak sanggup lagi mengelola kapital kami. Untungnya sempat profit, shg k'lo ditotal tekor kami “hanya” kira-kira 50% dari modal awal (bandingkan dengan kebanyakan trader yg butuh hingga terkena margin call).
Wkt itu penulis menarik kesimpulan sains yg penulis peroleh kurang lengkap. Tetapi nyatanya kesalahan saya ekstra dari itu. Kesalahan primer penulis yaitu pola pikir yg salah & teknik berlatih yang nggak tepat.
Sebagaimana kebanyakan pemain pemula, waktu itu penulis sangat pokok untuk memperoleh otput yang cepat beserta – tentu saja – banyak. Masa itu valuta asing digambarkan selaku salah satu rupa profesi yg menyodorkan otput yg cepat. Sampai-Sampai mungkin sampai wkt ini pun mindset masyarakat masih sama tentang forex.
FOREX TRADING 4-HOUR TIME FRAME
Betul bahwa pergerakan nilai currency jauh lebih volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, shg kans yg tercipta sebenarnya jauh extra besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi utk mendapatkan cuan yg besar dlm waktu singkat seringkali membuat seorang pemain membuka jual/beli yang kelewat besar. Padahal di balik potensi profit yg gede itu tersimpan pula rawan yg enggak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa amat dianjurkan bagi mematok resiko lewat pengaturan pendayagunaan modal yang tepat (mengatur jumlah lot) serta pembatasan rawan yg pantas (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan buat mendapatkan profit dgn cepat menciptakan byk trader melupakan kondisi yg amat mendasar dalam trading ini.
Itu juga “dosa” yang penulis lakukan dulu. Dalam perasaan saya cuma ada “untung, cuan dan untung”. Seperti yg saya sampaikan di atas, dalam tiga bulan nomor satu experiance trading saya nggak tahu menjalani cut-loss sekalipun. Enggak pernah mematok resiko dgn berhenti loss. Padahal tak ada seorang pun yg dpt tahu persis ke mana value bakal bergerak. Artinya, kita mampu menemukan tekor kapan saja. Antisipasi bakal kasus tsb yakni manajemen resiko, yang banyak dilupakan trader.
FOREX TRADING 4-HOUR TIME FRAME
Kebanyakan kepingin tepat mampu menjalani transaksi trading dengan petunjuk dengan kata lain petunjuk yg siap pakai. Itu pun dulu yakni dosa saya.
Penulis dulu sangat banyak menghabiskan masa buat membimbing bermacam ragam cara alias tata cara transaksi trading tanpa meluangkan sekadar masa utk mendidik dasar-dasar trading. Saya sampai-sampai baru mengartikan ide pegangan trend setelah dua tahun terjun ke dunia trading, yang sialnya baru saya kenali setelah sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada trader yg berani transaksi trading malahan sebelum ia paham apa itu trend yg ialah “nyawa” dari pergerakan harga.
Penulis kadang kala menganalogikan berlatih trading mata uang asing serupa membimbing beladiri. Tak mungkin ada seorang karateka yang langsung menyandang sabuk hitam nggak pake menggunakan operasi berlatih yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning bersama seterusnya, kecuali kalo ia ialah orang berarti yang diangkat bagaikan anggota kehormatan perguruan tertentu.
FOREX TRADING 4-HOUR TIME FRAME
Berlatih trading pun demikian.
Seseorang sewajarnya mendidik ilmu tentang transaksi trading dari mula yg kompeten & dengan metode yg benar juga. Pelajarilah dasar-dasar transaksi trading terlebih dahulu, ialah trend, tahanan bawah dengan resistance. Sehabis bapak/ibu menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah bapak/ibu dapat melanjutkan ke materi lain seperti indikator teknikal, model value (price pattern) dan lain-lain.
Kebanyakan kekeliruan yang dilakukan pemain ialah serta-merta “loncat” ke cara alias arahan trading. Padahal utk dpt menafsirkan pada situasi sebagaimana apa sebuah tata cara trading dpt dipergunakan dengan kata lain tidak, kita perlu mengartikan apa yg menjelma dasar strategi transaksi trading tersebut. Nah, untuk mengetahui permulaan cara trading tersebut, hendak enggak mau kita harus menginterpretasikan dulu dasar-dasar trading.
