Saturday, April 27, 2019
INDONESIA FOREX EXCHANGE
Halo, para Trader. Kali ini saya akan berceritera berkaitan perilaku transaksi trading saya di masa lampau. Saat tempo saya masih berstatus newbie (meskipun masa ini belom mampu dikatakan expert) di dunia transaksi trading valuta asing yang penuh dgn gelora ini.
INDONESIA FOREX EXCHANGE
Penulis bertemu foreign exchange di tahun 2005.
Penulis menghabiskan waktu melatih bermacam ragam rupa teknik ulasan bersama transaksi trading dalam waktu lbh kurang setahun. Saya enggak peduli walau waktu itu penulis masih berstatus selaku tenaga penjual di sebuah penghubung pedagang berjangka. Bakal saya, yg berguna belajar dulu. Cari klien belakangan saja. Toh wkt itu penulis enggak digaji, semata-mata menerima komisi dari transaksi pengguna saya, itu pun k'lo saya berhasil memperoleh nasabah.
Mampu ditebak, perilaku itu berbuah ceramah dengan nasihat panjang lebar dari supervisor saya dulu. Beliau pun makin lama pasti jika ia salah merekrut orang. Namun beliau rupanya melihat kesempatan lain pd diri saya, sehingga akhirnya pd tahun 2008 beliau menganjurkan saya bakal berubah staf pasar analyst di penghubung penjual tersebut. But that’s another story.
Thn 2006, saya memberanikan diri untuk trading dgn kapital patungan bersama 3 orang teman. Di beberapa Tiga Puluh hari kesatu penulis trading real account, saya mengira performa transaksi trading saya “luar biasa”. Mengapa? Di tiga 31 hari pertama, penulis berhasil membukukan untung berturut-turut kira-kira 30% dari kapital awal. Meskipun sudah dibagi empat, sebagai fresh graduate kala itu perolehan sebesar itu sekadar besar bagi saya.
INDONESIA FOREX EXCHANGE
Kepercayaan diri saya bertambah, malahan berat jumawa.
Penulis merasa udah berada di puncak dunia. Bayangkan, dalam tiga bulan trading itu penulis enggak sudah sekalipun melaksanakan cut-loss. Catat ya: TIDAK PERNAH. Itu artinya 100% dari transaksi yang penulis lakukan dalam tiga Tiga Puluh hari tsb membuahkan profit.
Nahas, di bln ke-4 saya tak sanggup mempertahankan prestasi. Floating loss berlarut-larut sampai akhirnya penulis menjelaskan diri enggak dapat lagi mengelola modal kami. Untungnya sempat profit, shg kalo ditotal kerugian kami “hanya” kira-kira 50% dari kapital awal (bandingkan dgn kebanyakan pemain yg perlu hingga tertimpa margin call).
Wkt itu penulis menarik kesimpulan ilmu yang penulis peroleh kurang lengkap. Namun nyatanya kekeliruan saya lebih dari itu. Kekeliruan esensial saya yaitu pola pikir yg salah dengan prosedur berlatih yang nggak tepat.
Seperti kebanyakan trader pemula, waktu itu saya banget pokok untuk menemukan hasil yg cepat dengan – pasti saja – banyak. Wkt itu forex digambarkan sbg salah 1 rupa pencaharian yg menyodorkan hasil akhir yang cepat. Lebih-Lebih mungkin sampai saat ini pun pola pikir massa masih dengan berkenaan forex.
INDONESIA FOREX EXCHANGE
Betul bahwa pergerakan value currency jauh lebih volatile dibandingkan dengan saham.
Misalnya, sehingga potensi yg tercipta emang jauh ekstra besar. Di sinilah “racun”-nya. Ambisi buat menemukan untung yang gede dalam waktu sebentar terkadang menciptakan seorang pemain membuka transaksi yang sangat besar. Padahal di balik potensi untung yg besar itu tersimpan pula rawan yang tak kalah besarnya. Itulah sebabnya mengapa amat dianjurkan bagi membatasi ancaman lewat pengaturan pendayagunaan kapital yg tepat (mengatur nominal lot) beserta pembatasan ancaman yang pantas (manajemen resiko). Sayangnya, keinginan bakal mendapatkan laba dengan cepat menghasilkan byk trader melupakan masalah yg sangat mendasar dalam trading ini.
Itu juga “dosa” yg penulis lakukan dulu. Dalam pandangan saya hyn ada “untung, untung dan untung”. Sebagaimana yang saya sampaikan di atas, dlm tiga bulan pertama pengetahuan transaksi trading saya enggak sudah melaksanakan cut-loss sekalipun. Tak pernah membendung resiko dengan stop loss. Padahal tidak ada seorang pun yang dapat tahu persis ke mana price akan bergerak. Artinya, kita sanggup mendapatkan loss bilamana saja. Antisipasi hendak perihal tersebut yaitu manajemen resiko, yang banyak dilupakan trader.
INDONESIA FOREX EXCHANGE
Kebanyakan pengen spon-tan mampu menjalankan transaksi trading dgn petunjuk atau tips yang siap pakai. Itu pun dulu adalah dosa saya.
Penulis dulu berlebihan banyak menghabiskan masa buat melatih bermacam-macam sistem atau program trading tidak perlu meluangkan cuma wkt untuk membimbing dasar-dasar trading. Penulis sampai-sampai baru memahami sketsa asas trend sesudah 2 tahun terjun ke dunia trading, yang sialnya baru saya pelajari setelah sempat “terjungkal”. Bayangkan, ada pemain yang berani trading lebih-lebih sebelum ia paham apa itu trend yang yakni “nyawa” dari pergerakan harga.
Saya kerap menganalogikan berlatih transaksi trading valuta asing semacam membimbing beladiri. Tak mungkin ada seorang karateka yang tepat menyandang sabuk hitam tanpa pakai lewat cara berlatih yg panjang mulai dari sabuk putih, kuning serta seterusnya, kecuali bila ia yaitu orang berarti yg diangkat sebagai anggota kehormatan perguruan tertentu.
INDONESIA FOREX EXCHANGE
Belajar transaksi trading pun demikian.
Seseorang semestinya mendidik sains berkaitan trading dari asal yg kompeten dengan dengan teknik yg benar juga. Pelajarilah dasar-dasar trading terlebih dahulu, yakni trend, support dan resistance. Selepas anda menguasai ke 3 elemen tersebut, barulah anda dapat melanjutkan ke materi lain semacam indikator teknikal, rupa nilai (price pattern) dan lain-lain.
Kebanyakan kekeliruan yang dilakukan pemain yaitu langsung “loncat” ke aneka tips atau aturan trading. Padahal untuk dpt mengerti pada kondisi seperti apa sebuah arahan transaksi trading bisa dipergunakan dgn kata lain tidak, kita harus mengerti apa yang berubah tumpuan cara trading tersebut. Nah, untuk mengartikan fundamen tips trading tersebut, kepingin tidak kepingin kita perlu mengerti dulu dasar-dasar trading.
